Laporan wartawan Jogja Tribune Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Ahli epidemiologi UGM, Dr Riris Andono Ahmad, mengatakan berdasarkan data yang ada, risiko orang semakin parah karena Covid-19 semakin tinggi jika memiliki penyakit penyerta lain, seperti asma, penyakit jantung. dan hipertensi.
Menurutnya, saat ada peserta yang sakit atau komorbid Jika seseorang terinfeksi Covid-19, risiko kematiannya jauh lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak terinfeksi komorbid.
Meski demikian, direktur Pusat Pengobatan Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM ini tidak membantah bahwa ada faktor risiko selain penyakit penyerta yang menyebabkan seseorang terjerumus keparahan karena Covid-19.
“Bisa jadi (ada faktor risiko lain). Sebagian besar kasus meninggal akibat Covid-19 akibat terjadinya Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) yang disebabkan oleh masalah paru-paru yang sangat serius, salah satunya sering disebut sebagai badai sitokin yang disebabkan oleh pneumonia parah, ”ujarnya saat dihubungi. Tribunjogja.com, Kamis (17/9/2020).
Ia menambahkan, jika seseorang terjerumus ke dalam kondisi ini, belum tentu karena kondisi penyerta.
Sebab, sifat setiap individu berbeda yang menyebabkan status kekebalannya.
“Orang bisa memiliki status kekebalannya sendiri. Variasi ini memperhitungkan tingkat keparahan dan risiko kematian. Manakah dari karakteristik kita yang berdampak pada tingkat keparahan dan kematian, ”katanya.
• Sebanyak 4 kematian mahkota di Bantul tanpa penyakit penyerta
Ia juga mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 belum ada obatnya. Tindakan pencegahan sangat penting untuk bertahan hidup dari penyakit ini.
“Covid-19 belum ada obatnya. Pencegahannya terlihat dengan memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak. Selain itu, ada juga kebutuhan untuk terus meningkatkan status kekebalan setiap orang. mereka, “katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”