JAKARTA: Beberapa kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia, telah meningkatkan status waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan karena sejumlah titik api telah terdeteksi sejak awal tahun.
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution, dalam keterangannya, Kamis, 25 Februari, mengatakan telah dinaikkan status kewaspadaan untuk Kabupaten Bengkalis, Siak, Pelalawan, Rokan Hilir dan Pulau Merati serta Kota Dumai. Wilayah tersebut berada di pesisir timur provinsi, berbatasan dengan Selat Malaka.
“Pemerintah Riau telah menaikkan status waspada untuk mengoptimalkan pencegahan (kebakaran hutan dan lahan),” kata Nasution, seraya menambahkan bahwa status siaga yang lebih tinggi akan memungkinkan berbagai instansi dan lembaga pemerintah untuk bekerja sama mencegah dan memitigasi kebakaran.
“Saya berharap ada upaya bersama untuk mencegah (kebakaran hutan). Saya berharap warga juga ikut ambil bagian dengan tidak membuka lahan dengan cara membakar (praktek). Karena sekali lahan gambut terbakar akan sulit dan sangat mahal untuk dipadamkan, ”tambahnya.
Status waspada berlaku hingga 21 Oktober.
Pengumuman itu datang setelah Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Senin mengatakan kepada pihak berwenang setempat untuk mempersiapkan kemungkinan kebakaran hutan akhir tahun ini karena titik api terdeteksi di pulau Sumatera.
Jokowi, demikian sapaan akrab presiden, juga mengingatkan bahwa wilayah Kalimantan di Pulau Kalimantan, serta Pulau Sulawesi, juga bisa mulai dilanda kebakaran hutan dari Mei hingga Juli, dengan puncak diperkirakan mulai Agustus hingga September.
BACA: Hutan dibutuhkan untuk menyerap karbon, tetapi planet yang terlalu panas bisa segera membalikkan perubahan kritis
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin, mengatakan meski musim hujan masih deras di banyak wilayah di Tanah Air, sebagian pulau Sumatera, termasuk Riau, bulan ini mengalami kekeringan dengan penurunan tajam. dalam intensitas hujan.
BMKG juga memperingatkan bahwa provinsi tersebut dapat mengalami kebakaran lahan dan hutan hingga pertengahan Maret, ketika intensitas hujan diperkirakan akan meningkat. Menurut dinas tersebut, Provinsi Riau akan beralih dari musim hujan ke musim kemarau lagi selama bulan Mei.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengatakan, sejak awal tahun, 248 hektare lahan dan hutan di provinsi itu terbakar.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”