JAKARTA (Reuters) – Badan meteorologi Indonesia memperkirakan musim kemarau terlambat tahun ini dengan kondisi cuaca di La Nina berlangsung hingga Mei di sebagian besar wilayah negara, dengan risiko cuaca sangat basah di beberapa wilayah.
Sebagian Sumatera, Jawa, Kepulauan Sulawesi, serta Papua diperkirakan mulai mengalami peralihan ke musim kemarau pada bulan Mei, sedangkan sebagian pulau Kalimantan mungkin hanya melihat permulaan musim kemarau. Badan Meteorologi dan Geofisika Indonesia (BMKG) mengatakan Kamis malam dalam sebuah pernyataan.
Pada bulan April dan Mei, selama masa transisi ini, badan tersebut memperingatkan bahwa hujan dan angin ekstrim dapat terjadi.
Hujan deras telah memicu banjir dan tanah longsor yang mematikan di beberapa bagian Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
Jika curah hujan yang tinggi terus berlanjut tahun ini, hal tersebut juga dapat mengancam produksi beras Indonesia yang biasanya memasuki musim panen sekitar bulan April.
Pada saat yang sama, BMKG mengatakan pemerintah daerah masih diharapkan untuk mengambil tindakan terhadap kebakaran hutan meskipun diperkirakan musim kemarau tahun ini akan kurang intens dibandingkan tahun 2015 dan 2019, ketika negara Asia Tenggara itu. ekonomi miliaran dolar.
“Saat memasuki musim kemarau, perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan terutama di wilayah Riau, Kalimantan dan Papua, karena akan berdampak pada penerbangan akibat kabut asap”, demikian siaran pers BKMG. .
(Pelaporan oleh Bernadette Christina Munthe, Fransiska Nangoy; Penyuntingan oleh Ed Davies)
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”