JAKARTA — Sebuah video clip selfie viral di Instagram yang baru-baru ini diunggah oleh putri ketua umum partai politik yang berkuasa di Indonesia itu menuai kritik karena menggambarkan Presiden Joko Widodo dipanggil oleh atasan.
Video clip tersebut dirilis pada Selasa, 21 Juni, rapat pertama tiga hari tahunan Partai Perjuangan Demokrasi Indonesia (PDI-P), oleh Puan Maharani, putri Presiden Megawati Soekarnoputri.
Pak Widodo duduk di kursi biasa di seberang meja menghadap Ibu Megawati yang duduk di kursi eksekutif. Dia terlihat berbicara dengan presiden dan tiga orang lainnya duduk di satu sisi ruangan.
“Kami sedang mempersiapkan pembukaan rapat kerja nasional tahunan. Nyonya sedang berbicara serius dengan presiden,” kata Puan terdengar dalam movie, merujuk pada ibunya.
Pada satu titik, Pak Widodo berbalik untuk melambai sebentar ke kamera.
Puan kemudian memperkenalkan sisa yang hadir di ruangan itu – Bendahara Partai Olly Dondo Kambey, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan kepala unit intelijen negara Budi Gunawan.
Video clip tersebut, yang telah dibagikan secara luas, telah menuai reaksi di media sosial, dengan banyak yang mengkritik postingan movie tersebut sebagai tidak etis dan tindakan yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa presiden partai yang berkuasa berkuasa di atas presiden.
Pengguna Instagram Anisa.dwi mengatakan: “Sepertinya presiden dipanggil oleh seorang guru kelas, duduk di kursi itu. Itu benar-benar kasar.”
Pengguna web Arif Wicak menggambarkan Jokowi sebagai “diperlakukan seolah-olah dia bukan presiden”. Netizen lain, Muhammad Hafiz, mengatakan: “(Mereka) ingin membuatnya terlihat seperti ketua partai (PDI-P) berada di posisi yang lebih tinggi daripada presiden.”
Pengamat politik sependapat dengan netizen, mengatakan tidak ada yang seharusnya merekam video seperti itu, apalagi mengunggahnya ke media sosial.
“Video clip itu bisa ditafsirkan dalam berbagai cara,” kata Pak Hendri Satrio, pengajar komunikasi politik di Universitas Paramadina di Jakarta.
“Dari sikapnya, itu menunjukkan bahwa Jokowi setuju dengan semua yang dikatakan kepadanya, setidaknya pada saat itu,” kata Hendri, menggunakan nama panggilan untuk presiden.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”