JAKARTA (Reuters) – Indonesia sedang mempersiapkan paket insentif untuk menarik investasi ke ibukota masa depan senilai $32 miliar, Nusantara, seorang pejabat mengatakan pada hari Selasa, berharap untuk memenuhi bagian penting dari agenda ekonomi presiden Joko Widodo.
Megaproyek tersebut melibatkan pemindahan ibu kota ekonomi terbesar di Asia Tenggara dari Jakarta yang sangat padat ke daerah terbelakang di pulau Kalimantan. Konstruksi pertama dimulai beberapa bulan lalu.
Pemerintah sedang menyelesaikan peraturan yang akan memberikan “beberapa insentif pajak dan non-pajak” untuk membuka usaha di Nusantara, kata Bambang Susantono, kepala Otoritas Ibu Kota Nasional Nusantara, yang memimpin proyek tersebut.
Pemerintah mengatakan akan mendanai hanya sekitar seperlima dari biaya modal baru dan investor akan mendanai sisanya.
Bank Pembangunan Asia mengatakan akan membantu Indonesia mengumpulkan dana.
Bambang menambahkan, Presiden akan segera melakukan kampanye promosi investasi dan membahas prospek bisnis dengan calon trader.
“Mudah-mudahan pada pertengahan Oktober ini kita akan melakukan ini dan mengundang calon trader dan kita bisa berdialog,” katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah akan menjelaskan apa yang ingin dibangun dan meminta umpan balik dengan syarat-syarat yang menarik bagi bisnis.
Namun, pemerintah mungkin perlu menghilangkan keraguan tentang kelayakan proyek investasi tersebut.
Sebuah survei bulan Juni oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional Indonesia menemukan bahwa hampir 59% dari 170 ahli yang disurvei tidak yakin apakah Nusantara akan terwujud, dengan alasan ketidakpastian pendanaan dan manajemen.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”