Jakarta (ANTARA) – Ikatan Perpustakaan Indonesia (IPI) mendesak Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merumuskan kebijakan yang dapat membantu peningkatan keterampilan pustakawan di tanah air.
Permintaan itu disampaikan Presiden IPI T. Syamsul Bahri saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR dan organisasi profesi di ruang rapat Komisi X di Jakarta, Selasa.
“Persentase pustakawan yang bersertifikat hanya 14,2% atau 2.577 orang, dan yang belum bersertifikat 85,8% atau total 15.577 orang,” ujarnya mencontohkan.
Membangun keterampilan pustakawan merupakan kunci untuk melaksanakan operasional perpustakaan secara profesional dan mendongkrak indeks literasi Indonesia, ujarnya.
Menurutnya, tantangan besar untuk meningkatkan literasi di Indonesia adalah ketimpangan antara jumlah pustakawan dengan jumlah perpustakaan yang ada.
Pada tahun 2023, dari 164.610 perpustakaan di Indonesia, jumlah pustakawan pada jabatan fungsional hanya 9.385.
“Petugas perpustakaan juga belum memperhatikan perkembangan pustakawan, serta peraturan dan standar tentang kepegawaian perpustakaan belum dilaksanakan secara maksimal, sementara perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat,” tandasnya.
Padahal, peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2014 tentang pelaksanaan UU Perpustakaan nomor 43 tahun 2007 menetapkan bahwa pustakawan harus memiliki kemampuan profesional dan personal.
Bahri mengatakan, saat ini tujuan utama program kerja IPI adalah meningkatkan kompetensi pustakawan yang membutuhkan dukungan politik dari legislatif.
Untuk itu, ia merekomendasikan kepada Komisi X agar pustakawan mendapatkan apresiasi, penyesuaian gaji, insentif sertifikasi, serta kepastian dan kejelasan terkait pengembangan karir dan profesi.
Menurutnya, kehadiran pustakawan harus semakin dirasakan masyarakat karena saat ini perpustakaan telah bertransformasi menjadi perpustakaan inklusi sosial.
“Sebagai pustakawan, kita harus ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial dan ekonomi, tentunya dengan dukungan moril dan material dari pihak eksekutif dan legislatif untuk menjadikan Indonesia bangsa yang berdaya saing dan siap bersaing secara global,” ujarnya. dikatakan.
Berita Terkait: Pemerintah mendorong pemenuhan kebutuhan pustakawan di sekolah
Berita Terkait: Perpusnas menunjuk Kalimantan Selatan sebagai tuan rumah uji kemampuan Pustakawan
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”