Perusahaan minyak dan fuel Rusia Zarubezhneft berencana menjual sahamnya di proyek gasoline Tuna yang berlokasi di lepas pantai Indonesia di Laut China Selatan, dilaporkan Reutersmengutip regulator hulu Indonesia SKK Migas.
Saat ini, Premier Oil Tuna (the energi pelabuhan kelompok perusahaan) mengoperasikan blok Tuna PSC dengan 50% saham. ZN Asia (grup perusahaan Zarubezhneft) memiliki 50% sisa blok tersebut.
Langkah terbaru datang setelah Harbour Power mengatakan sanksi Uni Eropa dan Inggris yang dikenakan pada Rusia sebagai tanggapan atas serangan Moskow ke Ukraina telah berdampak pada kemajuan lebih lanjut, kantor berita melaporkan.
Pelabuhan Inggris mengatakan sanksi itu juga membatasi “kemampuannya sebagai operator untuk menyediakan layanan tertentu kepada entitas Rusia”.
Perusahaan tersebut mengatakan: “Harbour saat ini sedang mengevaluasi pilihannya terkait Tuna untuk memungkinkan proyek tersebut berjalan.”
Pejabat Senior SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan pada konferensi pers: “ZN (Zarubezhneft) Rusia akan tegas, dia sedang diproses. Tentu saja, Harbour akan bertemu [a] mitra baru, tapi kami belum tahu siapa itu.
Awal tahun ini, SKK Migas menyetujui rencana awal pengembangan lapangan fuel Tuna lepas pantai yang diharapkan mulai berproduksi pada 2026. Blok Tuna terletak di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, 13 km dari perbatasan Zona Ekonomi Laut Vietnam.
Lapangan tersebut diharapkan memiliki kapasitas produksi maksimal 115 juta kaki kubik gasoline for each hari.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”