Penderitaan Warga Gaza Akibat Kelangkaan Pangan
Ketika sebagian besar dunia menikmati makanan mereka sehari-hari, warga Gaza di Palestina terpaksa bertahan dengan makanan pakan ternak karena kelangkaan bahan pangan akibat blokade Israel terhadap bantuan ke Gaza. Abu Qusay Abu Nasser dan keluarganya menjadi salah satu dari banyak yang menderita kelaparan hebat, hingga anak-anak mereka sering terbangun karena kelaparan.
Di pasar kecil di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, pangan yang dijual sudah berjamur, hanya sedikit bahan yang bisa dijadikan makanan. Warga Gaza seperti Abu Nasser hanya bisa mendapat jagung kering dan selai yang dianggap sebagai pakan ternak di daerah tersebut. Wanita Palestina lainnya, Rawiya Rizq, mengatakan tidak ada makanan yang bisa dimakan dan warga hidup dalam kelaparan.
Pakan ternak di Gaza tidak hanya langka, namun juga mahal. Tiga kilogram pakan ternak dijual dengan harga USD 219 atau setara dengan Rp 3.438.727. Pekerja bantuan medis, Mahmoud Shalabi, mengatakan biji-bijian yang biasanya digunakan untuk pakan ternak sudah habis dan stok makanan kaleng juga telah habis.
Bantuan yang diizinkan masuk ke utara Gaza telah habis dikonsumsi dan orang-orang saat ini hanya bisa makan nasi. Orang-orang di Gaza utara dan Kota Gaza bahkan tidak lagi bisa menggiling biji-bijian menjadi tepung karena alatnya tidak tersedia. Dalam kondisi yang sangat sulit ini, warga Gaza berharap negara-negara Arab dan Muslim segera mengirim bantuan bagi mereka yang hidup dalam keadaan yang sangat menyedihkan.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”