Amerika Serikat (AS) Siap Dukung Peningkatan Aliran Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Setelah satu minggu perundingan dan amendemen substansial, Amerika Serikat (AS) menyatakan siap mendukung resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang bertujuan untuk meningkatkan aliran pasokan kemanusiaan ke Gaza. Hal ini ditujukan untuk membantu penduduk Gaza yang sangat membutuhkan bantuan.
Pemungutan suara tentang resolusi tersebut telah ditunda selama empat hari berturut-turut hingga akhirnya berlangsung pada hari Jumat. Dalam pernyataannya, Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyatakan dukungannya terhadap resolusi tersebut karena keyakinannya bahwa hal ini akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya.
Namun, masih belum jelas apakah negara-negara lain, terutama Rusia, akan mendukung perubahan ini. Perubahan-perubahan dalam resolusi tersebut meliputi penghapusan seruan untuk “penangguhan segera permusuhan” dan diganti dengan seruan untuk “langkah-langkah mendesak untuk segera memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan”.
Selain itu, resolusi ini juga menunjuk seorang koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau, dan memverifikasi bantuan di Gaza, jika diperlukan. Para pihak yang terlibat dalam konflik juga diwajibkan untuk bekerja sama dengan koordinator tersebut untuk memenuhi mandat mereka tanpa adanya penundaan atau hambatan.
Salah satu hal yang masih belum jelas adalah perbedaan bahasa baru yang digunakan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. AS berpendapat bahwa bahasa asli yang memiliki frasa “kendali eksklusif” kepada PBB dapat menghambat pengiriman pasokan darurat. Oleh karena itu, seruan untuk penghentian permusuhan dihapus dengan tujuan mengurangi tekanan internasional terhadap Israel yang menolak tenggat waktu untuk menghentikan serangannya.
Dengan adanya resolusi ini, diharapkan pasokan kemanusiaan ke Gaza dapat lebih lancar dan terhindar dari hambatan yang mungkin terjadi. Hal ini menjadi langkah konkret untuk membantu penduduk Gaza yang sedang membutuhkan bantuan dalam situasi yang sulit.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”