KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com – Polisi menemukan motif pembunuhan guru berlari AM (28) alias Ibu Maya yang ditemukan tewas di beton tertutup baik di belakang rumahnya.
Kasus ini terjadi di Desa Citatah Dalam 2, Desa Ciriung, Kecamatan Cibinong. Kabupaten Bogor, Jawa barat.
Kapolsek Cibinong AKP I Kadek Vemil mengatakan, pembunuh berinisial K alias A (40) itu tak lain adalah suami pembantu paruh waktu yang bekerja di rumah korban.
Baca juga: Update perasaan gempa Banten di Sukabumi, belum ada laporan kerusakan
K yang juga tetangga korban sangat ingin membunuh Ibu Maya karena tersinggung saat dimintai hutang.
Menurut pengakuan K, ia memiliki utang sebesar Rp1 juta.
Namun, saat sembuh, ia marah karena korban telah membeberkan hutangnya kepada istrinya.
“Selama pinjaman, tersangka mengatakan tidak akan menularkannya kepada istrinya. Karena sudah lebih dari 2 minggu sejak utangnya dilunasi, maka utang itu diteruskan ke pembantu.” Tersangka terus berdebat dengan istrinya, “kata Kadek kepada wartawan, Rabu (4/11/2020).
Baca juga: Inilah Nilai Gaji Seorang Polisi yang Menjadi Utusan Sabu di Pekanbaru
K meminjam uang untuk uang muka sewa mobil yang kemudian akan digunakan untuk mengantar pulang.
Namun karena sering bertengkar dengan istrinya dan ditagih hutang korban, K berniat membunuh korban.
“Karena sudah tidak sanggup lagi melunasi utangnya, muncul niat untuk membunuh korban,” kata Kadek.
Pembunuhan itu dilakukan setelah pagi hari usai maulid Nabi Minggu malam (1/11/2020).
Awalnya, K masuk ke rumah korban melalui jendela.
Mengetahui kelalaian korban, pelaku langsung menahannya hingga terjatuh.
Selain itu, korban disiksa dengan cara dipukul dan ditendang di bagian kepala.
Leher hingga gigi depan korban patah.
Sepeninggal korban, K yang berprofesi sebagai supir lepas langsung memasukkan tubuh korban ke dalam sumur.
“Tidak ada kekerasan seksual. Saat dia melemparkannya ke dalam sumur secara terbalik. Korban memakai daster, jadi sumurnya lepas,” kata Kadek.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”