Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup pada Rabu (16/9/20) di zona merah dengan depresiasi 0,83% ke level 5.058,48.
Koreksi ini melanjutkan penurunan 2 hari di benchmark utama Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian, IHSG bulan lalu sudah minus 3,61%, meski dalam 3 bulan terakhir indeks masih tetap Bagaimana? ‘Atau’ Apa 4,20%.
Pada sesi perdagangan Selasa, IHSG juga menutup penurunan dalam 1,18% ke level 5.100,86. Sehari sebelumnya, IHSG berhasil mencuri 2,89% ke level 5.161,82 awal pekan ini.
Tim riset CNBC Indonesia memperkirakan koreksi perdagangan IHSG hari Selasa dan Rabu terkait dengan sentimen kontraksi impor Indonesia yang lebih buruk dari perkiraan pasar.
Selain itu, data positif yang berkembang terkait Covid-19 di Indonesia juga menjadi perhatian pelaku pasar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka impor Indonesia pada Agustus 2020 senilai US $ 10,74 miliar, turun 24,2 persen dari periode yang sama tahun lalu. tahun sebelumnya (tahun-ke-tahun / tahun-ke-tahun).
Penurunan impor tersebut mengindikasikan bahwa permintaan domestik akan bahan baku dan barang modal untuk keperluan manufaktur masih rendah, mengingat lebih dari 80% impor dalam negeri merupakan impor barang non konsumsi.
Terkait masalah Covid-19, menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus baru Covid-19 pada Rabu (16/9/2020) meningkat 3.963 orang sehingga total menjadi 228 orang. 993 orang. Ini adalah peningkatan kasus terbesar sejak awal penyakit.
Sontak, kabar tersebut mendorong investor asing melakukan penjualan bersih senilai Rs 983 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi Rs 6,5 triliun.
Saham asing yang paling laris adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan penjualan bersih Rp506 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang tercatat penjualan bersih sebesar Rp 83 miliar.
Sedangkan saham yang paling banyak dikoleksi asing adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) dengan net beli Rp 10 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan pembelian bersih sebesar Rp 30 miliar.
Berikut daftar lengkap saham yang dibeli asing, meski IHSG sempat ambruk dalam 2 hari terakhir.
10 saham asing dibeli pada 16 September:
1. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Asing membeli saham perusahaan telekomunikasi publik itu seharga Rp 33,19 miliar. Namun harga saham TLKM minus 1,41% pada level Rp 2.790 / saham dengan nilai transaksi Rp 329,06 miliar dan volume perdagangan 117,61 juta saham.
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
Harga saham bank umum itu juga minus 0,44% di level Rp5.650 / saham, meski asing masuk Rp 30,22 miliar. Nilai kesepakatan BMRI adalah Rp 251,17 miliar dan volume kesepakatan adalah 44,22 juta saham.
3. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
Saham emiten pengelola Gandaria City stagnan di level Rp 374 / saham. Namun asing masuk Rp 15,03 miliar, dengan nilai transaksi bisnis Rp 38,75 miliar dan volume perdagangan 104,24 juta saham.
4. PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS)
Saham anak perusahaan Bank BTPN ini naik 0,89% menjadi Rp 3.410 / saham, asing masuk Rp 10,02 miliar, nilai transaksi komersial Rp 24,54 miliar dan nilai volume perdagangan 7,23 juta lembar saham.
5. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Saham anak perusahaan Inalum ini dibeli asing seharga Rp 9,97 miliar, namun harga sahamnya minus 1,24% pada level Rp 795 / saham, dengan nilai transaksi Rp 32,27 miliar dan volume pertukaran 38,85 juta saham.
6. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP)
Saham emiten semen ini dibeli asing seharga Rp 8,67 miliar, meski harga sahamnya turun 0,22% menjadi Rp 11.375 / saham. Nilai transaksi bisnis mencapai Rp 22,32 miliar dan volume perdagangan 1,96 juta saham.
7. PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP)
Saham perusahaan induk keuangan grup MNC itu dibeli asing dengan harga 5,03 miliar rupee. Harga sahamnya stagnan di level Rp 124 per saham dengan nilai transaksi Rp 5,05 miliar dan volume perdagangan 34,16 juta saham.
8. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Saham emiten pertambangan yang tergabung dalam grup Inalum ini juga dibeli asing seharga Rp 4,63 miliar. Harga sahamnya turun 0,51% menjadi Rp 3.930 / saham, dengan nilai perdagangan Rp 14,01 miliar dan volume perdagangan 3,57 juta saham.
9. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Saham perusahaan produksi Indomie ini naik 0,48 persen menjadi Rp 10.450 / saham. Asing masuk 4,57 miliar dengan nilai transaksi harian Rp 37,85 miliar dan volume perdagangan 3,62 juta saham.
10. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
Asing membeli saham media transmitter ini dari MNC Group senilai Rp 4,3 miliar. Harga sahamnya turun 2,47% menjadi Rp 790 / saham, dengan nilai transaksi Rp 39,19 miliar dan volume perdagangan 46,33 juta saham.
Sentimen pasar pada perdagangan Kamis adalah rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang berlangsung sejak Rabu dan Kamis.
Bank sentral nasional harus mempertahankan suku bunga acuannya. Tekanan terhadap rupee sejak awal kuartal ketiga tahun 2020 membuat otoritas moneter yang berbasis di Jalan MH Thamrin ini kesulitan menurunkan reverse repo rate menjadi 7 hari BI, meski perekonomian Indonesia sedang dalam kondisi tepi resesi.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan akan tetap di 4% di RDG bulan ini. Hal ini membuat pelaku pasar bertaruh bahwa pemulihan ekonomi akan lebih lama lagi karena otoritas moneter tidak memberikan insentif tambahan.
Selain itu, bursa saham di kawasan Asia berfluktuasi, Nikkei di Jepang terapresiasi 0,09%, indeks Hang Seng di Hongkong turun 0,03%, sedangkan indeks STI di Singapura. meningkat 0,78%.
(tas tas)
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”