JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah memberikan stimulus berupa penghapusan retribusi pelayanan penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau dikenal sebagai Biaya layanan penumpang ( PSC) kepada penumpang pesawat dari 13 Bandara mendorong kebangkitan industri penerbangan dan pariwisata.
“Stimulus ini sangat positif karena bisa meringankan masyarakat. Harga tiket pesawat bisa lebih murah, “kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dalam keterangannya yang dikutip dari Antara, Sabtu (24/10/2020).
Sebelumnya, pemerintah melalui Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto telah menandatangani kesepakatan bersama pemberian tarif stimulus penerbangan untuk pelayanan penumpang udara dengan Angkasa Pura I (Persero). PT Angkasa Pura II (Persero) dan Asosiasi Maskapai Nasional Indonesia (Inaca).
Pengecualian PSC diberikan kepada penumpang pesawat untuk keberangkatan domestik di 13 bandara dari 23 Oktober hingga 31 Desember 2020, sebelum 12:01 pada 1 Januari 2021.
Baca juga: Rincian 13 bandara dengan tarif udara diskon pemerintah
Menurut Awaluddin, PSC tetap akan dibayarkan kepada PT Angkasa Pura II, bukan penumpang pesawat, melainkan oleh pemerintah dengan menggunakan anggaran negara.
Dia menjelaskan, penghapusan tarif PSC bagi penumpang berlaku untuk lima bandara nasional pemberangkatan Angkasa Pura II, yakni Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Kualanamu (Deli Serdang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Silangit (Siborong-borong) dan Banyuwangi.
Selama ini tarif PSC yang ditambahi tiket penumpang pemberangkatan dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta adalah Rp 130.000 for each penumpang dan Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta sebesar 85.000. Rp per penumpang.
Kemudian Bandara Halim Perdanakusuma Rp 50.000 per penumpang, Bandara Silangit Rp 60.000 per penumpang, Bandara Banyuwangi Rp 65.000 for each penumpang, Bandara Kuala Namu Rp 100.000 for every penumpang.
Baca juga: Inilah alasan mengapa pemerintah hanya bertanggung jawab atas pajak bandara di 13 bandara.
“Berkat insentif ini, tarif PSC tidak lagi dikenakan kepada penumpang,” ujarnya.
Ia yakin, insentif PSC ini dapat mendorong maskapai untuk membuka kembali / menambah layanan rute domestik, kemudian maskapai meningkatkan frekuensi penerbangan di rute-rute yang ada dan bandara bisa meningkatkan penggunaan. membagi waktu penerbangan.
“Stimulus ini diyakini mampu memberikan kontribusi yang lebih optimum bagi perekonomian, serta mendukung System Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” ujarnya.
Dampak yang diharapkan dari insentif ini juga dapat meningkatkan pergerakan penumpang di bandara dan meningkatkan tingkat okupansi penumpang di dalam pesawat (faktor beban).
Baca juga: Penurunan Jumlah Pergerakan Penumpang di Bandara AP I, Dampak PSBB Jakarta?
Menurut Awaluddin, sejak Januari hingga September 2020, total pergerakan penumpang (berangkat, tiba, transit) di 19 bandara PT Angkasa Pura II, baik rute internasional maupun domestik mencapai 27. , 30 juta orang.
Pada periode yang sama, jumlah penumpang keberangkatan rute domestik 5 bandara plan insentif PSC (Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Kualanamu, Silangit, Banyuwangi) adalah 7,40 juta. orang, atau 68% dari total penumpang saja. berangkat di jalan nasional dari 19 bandara.
Khusus di Bandara Soekarno-Hatta, jumlah penumpang yang berangkat dengan rute domestik mencapai 5,51 juta orang atau sekitar 75 persen dari full penumpang yang berangkat dari 5 bandara tersebut.
“Data tersebut menunjukkan bahwa 5 bandara yang termasuk dalam software insentif PSC memberikan kontribusi yang signifikan terhadap lalu lintas udara di 19 bandara PT Angkasa Pura II,” ujarnya.
Baca juga: Lion Air digugat pailit
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak maskapai agar paket stimulus ini dapat digunakan dengan baik sebagai upaya peningkatan penggunaan penerbangan,” ujarnya lagi.
PT Angkasa Pura II bersama pemangku kepentingan di bandara juga memastikan penerapan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi ini demi mewujudkan bandara yang aman, sehat dan higienis.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”