Bos OJK menyoroti 3 sektor kredit dalam kesulitan, belum pulih!

Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti tiga sektor yang terkena dampak pandemi Covid-19 sebagai bagian dari restrukturisasi kredit.

Ketiga sektor tersebut adalah perhotelan, penerbangan dan manufaktur, khususnya di sektor otomotif.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan tekanan tersebut tercermin dari angka saldo pinjaman bank untuk ketiga sektor tersebut yang mengalami penurunan tajam selama pandemi ini.


Berdasarkan jejak OJK dari 100 debitur menemukan 74 debitur telah mengurangi saldo debetnya.

Saldo debet adalah saldo pokok pinjaman yang telah disepakati dalam perjanjian kredit dan umumnya akan berkurang jika pembayaran rutin dilakukan atau sesuai jadwal pembayaran oleh debitur.

“Dari 74 debitur besar, saldo debet pada Agustus turun 61,2 triliun rupee dan rata-rata turun 12%. Oleh karena itu, operasi mereka belum selesai dan langkah-langkah stimulus yang dikeluarkan pemerintah sangat ketat. bermanfaat, ”ujarnya saat jumpa pers KSSK di Jakarta, Selasa. (27/10/2020).

Dia mengatakan perusahaan debitur ini mendapat tekanan langsung dari dampak Covid-19, termasuk lodge dan maskapai penerbangan atau maskapai penerbangan.

“Ada juga pabrikan, katanya belum bisa berfungsi sepenuhnya karena barang belum bisa, permintaan belum pulih seperti semula, mereka akan siap kalau keadaan pulih, permintaan. menjadi tuan rumah ketika mereka benar-benar kembali, ”katanya.

Wimboh menjelaskan, industri manufaktur yang belum pulih benar adalah mobil dan sepeda motor.

“Permintaan sangat rendah selama kami tidak bebas untuk melakukan bisnis kami. Saya rasa permintaan tidak akan meningkat, kami menyadari bahwa ada segmen yang menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya”, a dia menjelaskan.

Dalam kesempatan ini, Wimboh juga menyampaikan bahwa OJK tetap fokus pada pengawasan terintegrasi agar dapat dengan cepat mendeteksi berbagai potensi risiko bagi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan terus melakukan mitigasi dengan kebijakan. siklus counter untuk sektor riil dan perekonomian secara keseluruhan.

“Program restrukturisasi kredit for every 28 September 2020 mencapai Rs 904,3 triliun dengan 7,5 juta debitur, sedangkan restrukturisasi multifinance for every 29 September mencapai Rs 170,17 triliun sebesar 4,6 triliun. sejuta kontrak, ”jelas mantan Kepala Perwakilan Lender Indonesia yang baru ini. York itu.

[Gambas:Video CNBC]

(tas tas)


Written By
More from Faisal Hadi
Indonesia Tuan Rumah Perayaan Hari Pariwisata Dunia 2022
MADRID – Penghitungan mundur Hari Pariwisata Dunia 2022 telah dimulai, dan setiap...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *