Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Joko Widodo, dikabarkan akan menjadi calon wakil presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM). Namun, keputusannya yang memilih Prabowo Subianto sebagai calon wapres menuai kritik dan dianggap sebagai pengkhianat oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Namun, Gibran menanggapi anggapan tersebut dengan santai. Ia mengatakan bahwa statusnya di PDIP sudah jelas dan tidak ada masalah. Meski tidak menjelaskan secara rinci mengenai klarifikasi tersebut, Gibran menyatakan bahwa ia telah menjawab pertanyaan seputar keanggotaannya di PDIP sejak satu minggu lalu.
Konfirmasi mengenai keanggotaan Gibran di PDIP juga datang dari Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun. Menurut Komarudin, secara de facto status keanggotaan Gibran di PDIP berakhir setelah resmi menjadi calon wakil presiden Prabowo. Namun, Komarudin menekankan bahwa keluar, pindah, atau berhenti dari partai adalah hal yang biasa dan tidak perlu dibuat heboh.
Peran Gibran sebagai bakal cawapres KIM tentu menjadi perhatian publik mengingat ia merupakan putra Presiden Jokowi. Keputusan Gibran tersebut juga ditanggapi oleh beberapa kalangan dengan beragam pendapat. Ada yang mendukung keputusan Gibran dan melihatnya sebagai isyarat persatuan antara keluarga Jokowi dan Prabowo. Namun, ada juga yang skeptis terhadap langkah Gibran dan menganggapnya sebagai sebuah pengkhianatan terhadap PDIP.
Meski begitu, bagi Gibran, menghadapi pandangan negatif tersebut tidak menjadi masalah. Ia menyatakan tetap fokus pada perjuangan dan dukungannya terhadap Prabowo dalam pemilihan presiden mendatang. Bagi Gibran, keputusannya untuk menjadi bakal cawapres Prabowo adalah suatu bentuk dukungan dan kepercayaan kepada visi dan misi yang dibawakan oleh Koalisi Indonesia Maju.
Dalam menjalani perannya sebagai bakal cawapres KIM, Gibran berharap masyarakat dapat melihatnya sebagai seorang yang memiliki komitmen dan dedikasi untuk kemajuan bangsa. Ia berjanji akan bekerja keras untuk mewujudkan perubahan yang diharapkan oleh rakyat Indonesia.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”
