Bulan Mengalami Penyusutan Menurut Peneliti NASA
NASA telah mengungkapkan bahwa Bulan mengalami fenomena penyusutan yang signifikan. Peneliti di NASA menggunakan alat Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) untuk mengobservasi ukuran Bulan secara detail. Penemuan terbaru menunjukkan bahwa ada tebing baru di kerak Bulan yang diduga telah berusia sekitar 100 juta tahun.
Penyusutan Bulan ini diyakini disebabkan oleh aktivitas gempa tektonik dan pendinginan yang terjadi di dalamnya. Berbeda dengan Bumi, Bulan tidak memiliki lempeng tektonik yang bisa mengatasi tekanan dan guncangan secara efektif. Seiring waktu, permukaan Bulan menjadi berkerut karena kerak yang rapuh dan menyusut.
Dampak dari penyusutan Bulan ini tidak hanya terbatas pada benda tumpah ruah di permukaannya, tetapi juga pada proses pendaratan astronot di Bulan. Gempa di Bulan dapat merusak bangunan manusia dan berlangsung selama beberapa jam. Selain itu, sedimen yang gembur juga membuat permukaan Bulan sangat rentan terhadap gerakan dan longsoran.
Di sisi lain, PT Bumi Resources Tbk telah mencatatkan posisi teratas dalam pemanfaatan Energi Baru Terbarukan. Perusahaan ini berhasil mengeksploitasi potensi energi terbarukan dengan baik, menjadikannya pemimpin di industri ini.
Posisi PT Bumi Resources Tbk sebagai pemimpin dalam pemanfaatan Energi Baru Terbarukan menunjukkan komitmen mereka terhadap perlindungan lingkungan dan keberlanjutan energi. Dalam beberapa tahun terakhir, energi terbarukan semakin mendapat perhatian global, dan kontribusi PT Bumi Resources Tbk dalam hal ini tidak dapat diabaikan.
Dengan demikian, temuan penyusutan Bulan oleh NASA dan prestasi PT Bumi Resources Tbk dalam pemanfaatan energi terbarukan adalah dua berita menarik yang menonjol dalam perkembangan sains dan lingkungan. Ini menegaskan betapa pentingnya upaya dalam menjaga Bumi dan ruang luar kita.