Lumpur berjatuhan di puluhan rumah di Desa Lamenele dari perbukitan sekitarnya tak lama setelah tengah malam di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tim penyelamat menemukan 38 mayat dan lima lainnya luka-luka, kata Lenny Ola, yang mengepalai badan bencana setempat.
Mayat tiga orang ditemukan setelah tersapu banjir bandang di desa Oyang Bayang saat 40 rumah hancur, katanya. Ratusan orang mengungsi dari rumah-rumah yang terendam, beberapa di antaranya tersapu oleh air banjir.
Hujan musiman sering menyebabkan tanah longsor dan banjir dan menewaskan puluhan di antaranya setiap tahun di Indonesia, rantai dari 17.000 pulau tempat jutaan orang tinggal di daerah pegunungan atau dekat dataran banjir yang subur.
Di desa lain, Waiburak, tiga orang tewas dan tujuh lainnya masih hilang ketika hujan semalam menyebabkan sungai-sungai meluap, mengirimkan air berlumpur ke sebagian besar wilayah di Kabupaten Flores Timur, kata Ola. Empat orang yang terluka dirawat di puskesmas setempat.
Ratusan orang terlibat dalam upaya penyelamatan, tetapi penyaluran bantuan terhambat oleh pemadaman listrik, jalan yang terhalang dan daerah terpencil yang dikelilingi oleh gelombang air yang tinggi dan tinggi, kata juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional Raditya Jati.
Pihak berwenang masih mengumpulkan informasi tentang tingkat kerugian dan kerusakan di daerah yang terkena dampak, kata Jati.
Foto-foto yang dirilis oleh badan tersebut menunjukkan penyelamat, polisi dan militer membawa penduduk ke tempat penampungan, memotong jembatan karena jalan tertutup lumpur tebal dan puing-puing.
Banjir hebat juga dilaporkan di Bima, sebuah kota di provinsi tetangga Nusa Tenggara Barat, memaksa hampir 10.000 orang mengungsi, kata Jati.
Pada Januari lalu, 40 orang tewas dalam dua kali longsor di Provinsi Jawa Barat.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”