KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Daya tahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih premium dan naik ,78% menjadi 5.132,57 pada Selasa (13/10). Padahal pada sesi bursa I, IHSG sempat melemah.
Analis Indo Leading Sekuritas Mino mengatakan IHSG melemah karena investor sedikit khawatir dengan rencana demonstrasi besar-besaran untuk menolak UU penciptaan lapangan kerja.
Namun, di sesi kedua IHSG berbalik arah karena Lender Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di degree 4%, jelasnya dihubungi Kontan.co.id. , Selasa (13/10).
Sentimen positif lainnya datang dari pengumuman rencana merger lender BUMN Syariah yaitu PT BRI Syariah Tbk (BRIS), PT BNI Syariah dan PT Lender Syariah Mandiri. Selain itu, penguatan indeks di bursa AS dan mayoritas bursa regional turut menambah sentimen positif di pasar.
Baca juga: IHSG menguat, asing efektif jual saham tersebut, Selasa (13/10)
Untuk perdagangan Rabu (14/10), Mino memprediksi IHSG akan menguat dukung pada level 5090 dan perlawanan 5.176. Sentimen tersebut berasal dari pembicaraan lebih lanjut tentang stimulus fiskal di Amerika Serikat, musim pelaporan keuangan dan protes yang kurang dari yang diharapkan.
Senada dengan itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga memproyeksikan penguatan IHSG terbatas. dukung ke 5090 dan perlawanan 5.150. “Secara teknis IHSG masih kecil potensi dan diperkirakan perbankan akan selalu menjadi motor penggerak esok hari,” ujarnya.
Meski begitu, Herditya juga menilai IHSG rentan terkoreksi. Dengan kondisi tersebut, pelaku pasar dapat melirik saham-saham dengan teknikal pergerakan yang menarik, seperti PT Lender Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Financial institution Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Adaro Electricity Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (AWPB).
Sementara itu, Mino merekomendasikan investor melakukan negosiasi BBNI, PT Financial institution Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”