Jakarta. Indonesia akan memiliki setidaknya 310.000 kendaraan baterai-listrik, atau BEV, di jalan-jalannya pada tahun 2035, menurut Pusat Teknologi Transportasi Berkelanjutan Nasional, atau think tank NCSTT.
Pusat penelitian yang merupakan bagian dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu baru-baru ini melakukan studi prediksi terhadap populasi BEV di Indonesia. Menggunakan pemodelan berbasis agen, NCSTT mengembangkan proyeksi populasi BEV dengan tiga skenario, yaitu skenario “agresif”, “optimis” dan skenario “baseline” yang lebih realistis.
“Jika kita melihat skenario agresif, pada tahun 2035, [the number of BEVs] adalah sekitar 500.000 secara total di Indonesia. Sedangkan baseline 310.000 atau 320.000 unit,” kata perwakilan NCSTT Sigit P Santosa kepada Indonesia Energy Efficiency and Conference and Exhibition (IEECCE), Rabu.
Skenario optimis menunjukkan bahwa jumlah BEV di Indonesia dapat mencapai 400.000 pada tahun 2035, kata Sigit.
NCSTT juga mengungkapkan perkiraan 2035 untuk unit pengisian kendaraan listrik. Menurut skenario agresif, Indonesia akan menjadi rumah bagi 50.000 unit muatan pada tahun 2035. Skenario baseline menunjukkan bahwa Indonesia akan memiliki setidaknya 30.000 unit muatan pada tahun 2035. Sedangkan untuk skenario optimis, jumlahnya mencapai 40.000 unit muatan.
“[For the charging units forecast], kami menggunakan rule of thumb of development di China, Eropa dan Amerika Serikat, dengan rasio sekitar 10:1 antara kendaraan listrik dan charging station,” kata Sigit.
Dalam diskusi tersebut, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berbagi upaya untuk mendorong transisi kendaraan listrik di Indonesia. Menurut Presiden BPPT Hammam Riza, pihaknya lebih fokus pada sistem manajemen stasiun pengisian (CSMS).
“Kami telah menyiapkan beberapa infrastruktur untuk rekayasa dan teknologi kompensasi stasiun pengisian cepat baik roda dua maupun roda empat,” kata Hammam.
“Kami juga berencana mengembangkan penggerak motor. Kami sangat bersemangat untuk mempelajari sistem baterai dan bermitra dengan perusahaan publik,” tambahnya.
Indonesia sedang mempertimbangkan kendaraan listrik untuk mobilitas masa depan, dengan tujuan mengurangi emisi karbon. Pemerintah menargetkan hanya menjual mobil listrik pada tahun 2050.
“Semua sepeda motor yang dijual mulai tahun 2040 akan bermesin listrik, sedangkan semua mobil baru yang dijual mulai 2050 adalah kendaraan listrik,” kata Menteri Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Senin seperti dikutip dari Reuters.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan armada mobil Indonesia pada 2019 mencapai 133 juta unit. Sepeda motor masih menjadi favorit masyarakat Indonesia karena mencapai sekitar 112 juta atau sekitar 84,2% dari total jumlah kendaraan. Disusul mobil penumpang hingga 15 juta unit.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”