Negara Muslim terpadat di dunia secara aktif mempromosikan ‘diplomasi pendidikan’ dengan membangun kemitraan antara universitas dan rekan-rekan Afrika mereka dan mempromosikan peluang seperti kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemitraan untuk Beasiswa Negara Berkembang prakarsa.
Universitas-universitas Indonesia akan menyelenggarakan system-plan kerjasama bersama, termasuk pertukaran staf dan mahasiswa serta penelitian bersama, yang juga akan memungkinkan staf pengajar di Afrika untuk memajukan studi mereka di universitas-universitas Indonesia.
“KBRI Nairobi aktif mensosialisasikan diplomasi pendidikan”
Beasiswa akan diberikan kepada mahasiswa dan profesor Afrika untuk belajar di universitas Indonesia sebagai bagian dari rencana negara Asia untuk “memperluas dan memperkuat” hubungan Indonesia-Afrika.
“Selama ini KBRI Nairobi aktif mempromosikan diplomasi pendidikan, termasuk beasiswa yang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan di bawah Kemitraan Negara Berkembang (KNB) maupun yang ditawarkan secara mandiri oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” ujar Mohamad Hery Saripudin, Duta Besar Indonesia. ke negara-negara Afrika Timur Kenya, Uganda, Somalia dan Republik Demokratik Kongo.
Utusan yang baru-baru ini memimpin a delegasi negaranya dalam pertemuan dengan universitas-universitas di kawasan, mengatakan negara-negara Afrika Timur menjadi sasaran kesempatan untuk belajar di universitas-universitas Indonesia di bawah kerjasama universitas-universitas sejenis.
Salah satu universitas yang dikunjungi delegasi tersebut adalah Universitas Umma, sebuah universitas di Kenya yang beroperasi sesuai dengan nilai dan praktik Islam.
Sementara Indonesia juga tertinggal dari negara tetangganya termasuk Singapura dalam menarik mahasiswa asing, panggilan untuk dorongan yang lebih agresif bagi siswa Afrika telah meningkat sejak 2015, ketika kurang dari 1.000 orang Afrika belajar di sana.
Guncangan budaya, kendala bahasa dan sistem pendidikan yang digunakan di negara tersebut telah terjadi dikutip sebagai beberapa alasan mengapa negara Asia bukanlah tujuan populer bagi orang Afrika.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”