Jutaan orang Amerika bergantung pada bank makanan

Norman Butler, adalah pengguna bank makanan pertama kali. Dia dan rekannya, Cheryl Butler, menunggu sepanjang malam untuk makan di mobil mereka. Bersama mobil lain, mereka antre untuk menerima makanan di titik distribusi di Metairie, Louisiana, Amerika Serikat. (Sumber: Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Pandemi akibat virus korona telah memporak-porandakan perekonomian global, termasuk negara adidaya Amerika Serikat (KITA). Jutaan warga Amerika harus berjuang untuk bertahan hidup dalam krisis yang melanda.

Lapar adalah paradoks pahit yang terjadi di negara terkaya di dunia. Pada pandemi 2020, jutaan orang Amerika khawatir dengan lemari es mereka yang kosong. Bank makanan terus mendistribusikan makanan dengan kecepatan tinggi.

Beberapa orang Amerika rela tidak makan agar anak-anak mereka bisa makan. Orang Amerika lainnya bergantung pada makanan murah dan kurang gizi.

Analisis data The Associated Press, melihat peningkatan tajam dalam jumlah makanan yang didistribusikan dibandingkan tahun lalu.

Mereka yang melawan lapar mengatakan mereka belum pernah melihat krisis sedalam ini di Amerika. Bahkan lebih buruk dari resesi 2007-2009.

Baca juga: Sekolah di New York dibuka kembali untuk siswa prasekolah dan sekolah dasar

Aaron Crawford, 37, sedang mencari pekerjaan selama masa krisis ini. Istrinya harus menjalani operasi dan kemudian virus mulai menggerogoti jam kerja dan gajinya.

READ  Tidak Ada Kesepakatan Dengan India Tentang Proyek Kereta Api Chabahar, Iran Menjelaskan: Laporkan
More from Casildo Jabbour
Harga CNG Di Mumbai Meningkat Oleh Rs. 1 For each Kg
Mahanagar Gasoline Ltd (MGL) telah menaikkan harga gasoline alam terkompresi (CNG) oleh...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *