(Bloomberg) – Konsumen Indonesia paling pesimis dalam 16 tahun terakhir karena pemerintah memberlakukan lockdown yang diperpanjang untuk mengekang wabah virus yang melumpuhkan rumah sakit dan menewaskan ribuan orang.
Indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 77,3 pada Agustus, dari 80,2 pada Juli dan jauh di bawah 100, menunjukkan pesimisme untuk situasi ekonomi masa depan, Financial institution Indonesia mengatakan dalam jajak pendapat yang diterbitkan Rabu. Itu adalah pembacaan indeks terendah sejak Oktober 2005, menurut details yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Konsumen semakin khawatir tentang ketersediaan pekerjaan dan upah serta kebutuhan untuk membeli barang tahan lama. Meskipun demikian, responden mengharapkan aktivitas bisnis meningkat selama enam bulan ke depan karena plan vaksinasi berlanjut dan infeksi baru mereda.
“Bisnis belum pulih dan menghadapi ketidakpastian yang lebih tinggi karena gelombang varian delta dan pembatasan mobilitas yang lebih ketat,” kata ekonom PT Lender Permata Josua Pardede. Konsumsi swasta, salah satu pendorong utama produk domestik bruto Indonesia, bisa melambat menjadi sekitar 3% pada kuartal ketiga, tambah David Sumual, ekonom di PT Lender Central Asia.
Indonesia sedang mencari cara untuk membuka kembali sebagian ekonominya sambil mempertahankan protokol kesehatan yang ketat dan pembatasan lainnya hingga 20 September. Pemerintah akan berupaya membuka kembali beberapa lokasi wisata dan pusat perbelanjaan, serta memperpanjang tunjangan makan di restoran di daerah yang jumlah kasus Covid-19 menurun.
© 2021 Bloomberg LP
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”