Jakarta, CNN Indonesia –
Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA menangkap fenomena ledakan supernova di luar angkasa. Ledakan tersebut dianggap sebagai bom atom alam yang mengeluarkan energi setara dengan lima miliar Matahari.
Fenomena ini terjadi di galaksi spiral NGC 2525 yang jaraknya 70 juta tahun cahaya. Hubble menangkap hari-hari terakhir bintang katai itu. Hasil foto teleskop ini kemudian diubah menjadi selang waktu yang dirilis oleh NASA dan European Space Agency (ESA).
Hubble mulai mengamati supernova bernama SN 2018gv pada Februari 2018, setelah supernova tersebut pertama kali terdeteksi oleh astronom amatir Koichi Itagaki pada pertengahan Januari.
Astronom Hubble menggunakan supernova dalam sebuah program untuk mengukur secara tepat laju perluasan alam semesta. Ini dianggap sebagai nilai kunci dalam memahami dasar fisik kosmos.
Supernova berfungsi sebagai tonggak untuk mengukur jarak galaksi, nilai fundamental yang dibutuhkan untuk mengukur perluasan ruang.
Dalam urutan selang waktu, dalam hampir satu tahun, supernova pertama muncul sebagai bintang menyala yang terletak di tepi luar galaksi. Ini pertama kali melampaui bintang paling terang di galaksi sebelum menjadi gelap.
“Ketika sebuah bintang melepaskan energi sebanyak matahari kita dalam beberapa miliar tahun, Anda tahu itu tidak akan terlihat lama,” kata NASA di situs resminya.
Jenis supernova yang terlihat dalam urutan ini berasal dari bintang yang terbakar yang menambahkan materi dari bintang pendampingnya.
Laporan CNet, ketika katai putih mencapai massa kritis, nukleusnya menjadi cukup panas untuk memicu fusi nuklir, mengubahnya menjadi bom atom raksasa. Proses evakuasi termonuklir ini merobek bintang tersebut. Akhirnya, kilatan cahaya dari bintang itu berumur pendek saat bola api memudar.
(hh / mm)
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”