Jakarta. Nilai transaksi e-commerce diperkirakan mencapai 395 triliun rupee atau sekitar $27,5 miliar pada akhir tahun 2021, kata seorang pejabat senior, Senin.
Ini meningkat 48,5% dibandingkan nilai transaksi tahun lalu yang mencapai Rp266 triliun. Proyeksi pertumbuhan tersebut sejalan dengan bagaimana masyarakat kini merangkul transaksi digital. Belum lagi transformasi digital sistem pembayaran.
“Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi electronic, maraknya fintech, serta peningkatan kemudahan akses layanan perbankan digital,” kata Menko Perekonomian, Senin. , Airlangga Hartarto, di KTT Investasi Indonesia-AS ke-9.
Transaksi perbankan digital juga akan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Nilai transaksinya diperkirakan melonjak 30,1%, dari Rp 27,356 miliar pada akhir 2020 menjadi Rp 35,6 triliun pada tahun ini. Financial institution digital akan melihat volume transaksi 7,25 juta, dibandingkan dengan 4,9 juta transaksi.
Transaksi uang elektronik akan meningkat 35,7% dari tahun sebelumnya mencapai Rp 278 triliun hingga akhir tahun. Quantity transaksinya juga kemungkinan akan mencapai 5,2 juta transaksi, menurut Airlangga.
“Peningkatan transaksi electronic menjadi hal yang krusial dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi,” kata Airlangga.
Menurut Menkeu, Indonesia memiliki adopsi digital yang kuat. Negara ini juga merupakan rumah bagi populasi yang signifikan, yang sebagian besar termasuk dalam kelompok usia produktif. Hingga 45% orang Indonesia juga menggunakan e-commerce untuk menjual produknya.
“Rata-rata penggunaan world-wide-web setiap hari hampir 9 jam sehari. Rata-rata penggunaan media sosial oleh pengguna di Indonesia adalah 3 jam 14 menit,” tambah Airlangga.
Sekitar 72,73% dari complete transaksi ekonomi electronic di Indonesia berasal dari e-commerce. Hal ini menjadikan e-commerce sebagai kontributor utama pesatnya pertumbuhan ekonomi electronic Indonesia, menurut Airlangga. Ia juga berharap ekonomi digital Indonesia dapat terus tumbuh.
Ekonomi digital Indonesia mencapai $44 miliar pada tahun 2020. Negara kepulauan ini menyumbang 41,9% dari ekonomi digital Asean yang bernilai sekitar $105 miliar pada tahun lalu. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai $124 miliar pada tahun 2025.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”