Staf JP (The Jakarta Post)
UTAMA
Jakarta ●
Kam 10 Maret 2022
Layanan Pesan Singkat, atau SMS, dianggap sebagai peninggalan masa lalu bagi sebagian orang, tetapi banyak yang masih menggunakannya sehari-hari.
Short Message Service (SMS) dulunya menjadi metode pilihan untuk berkomunikasi. Banyak yang menggunakan layanan ini terutama karena lebih murah daripada panggilan telepon dan mudah digunakan. Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, orang Indonesia mengandalkan teknologi untuk bertukar pesan – kebanyakan singkat dan langsung ke intinya, tidak seperti kebiasaan berkirim pesan yang lebih bersifat percakapan saat ini.
Layanan ini jarang digunakan akhir-akhir ini dengan munculnya aplikasi obrolan dari WhatsApp ke Line yang memungkinkan orang untuk mengirim teks panjang, gambar, video, stiker, dan banyak lagi yang tidak dapat dilakukan oleh pesan SMS. Namun, beberapa orang masih mengandalkan pesan SMS karena berbagai alasan. Sebagian besar melakukan ini karena mereka tidak memiliki akses ke gadget modern atau koneksi internet yang layak (pesan SMS bergantung pada sinyal seluler, bukan internet).
baca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- surat kabar digital e-posting
- Tidak ada iklan, tidak ada gangguan
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”