Dalam salah satu pidatonya yang terkenal, pahlawan nasional Dr. Soetomo mengatakan: “Masyarakat yang membaca adalah masyarakat yang maju. Baginya, salah satu cara terpenting untuk menjaga bara perlawanan tetap hidup adalah dengan menyediakan bahan bacaan secara teratur. Untuk itu, pada tanggal 3 September 1933, tabib itu mulai menerbitkan majalah bernama Panjebar Semangat, yang dalam bahasa Jawa berarti “penyebar semangat”. Pada tahun 2013, setelah 80 tahun mencetak, Museum Arsip Indonesia (MURI) mendeklarasikan Panjebar Semangat sebagai majalah tertua di tanah air. Majalah ini masih dicetak dan merilis edisi baru setiap Kamis, tetapi jumlah pembacanya yang menurun bisa berarti majalah itu harus segera ditutup, sebuah kerugian bersejarah dalam segala hal. Kantor redaksi Panjebar Semangat terletak di jalan kecil selebar 2 meter di kawasan Bubutan Surabaya, Jawa Timur, di sebelah S …
untuk membaca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.000 / bulan
- Akses tak terbatas ke konten situs web dan aplikasi kami
- Surat kabar digital harian e-Post
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami