Para pemerhati lingkungan mempertanyakan komitmen Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim

Ratusan aktivis berkumpul di jalan-jalan ibu kota Indonesia Jakarta pada hari Jumat, mempertanyakan komitmen pemerintah untuk mengatasi pemanasan global setelah tampak mengingkari janji yang dibuat pada konferensi PBB tentang perubahan iklim iklim saat ini. Protes itu terjadi beberapa hari setelah menteri lingkungan hidup Indonesia mengkritik rencana global untuk mengakhiri deforestasi pada tahun 2030 dan mengurangi emisi karbon sebagai tidak adil dan bertentangan dengan rencana pembangunan negara.

Kelompok lingkungan mengatakan pemerintah Indonesia, yang merupakan rumah bagi sepertiga dari hutan hujan tropis dunia, tampaknya tidak serius dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Wahyu Perdana, aktivis kelompok lingkungan hidup lokal WALHI, mengatakan Jakarta “pura-pura” melawan perubahan iklim sambil meningkatkan produksi batu bara, bahan bakar paling kotor yang menyebabkan suhu global meningkat.

Pemerintah telah menaikkan target produksi batu bara untuk tahun 2021 menjadi rekor 625 juta ton dari target awal 550 juta ton, katanya. Indonesia, penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedelapan di dunia, berencana untuk menghentikan penggunaan batu bara untuk listrik pada tahun 2056, sebagai bagian dari rencana untuk mencapai emisi karbon bersih dari ‘pada tahun 2060 atau sebelumnya.

Seorang juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup tidak menanggapi kritik dari kelompok lingkungan. Para pemimpin dunia berkumpul di Glasgow minggu ini untuk pembicaraan guna mengamankan janji dari negara-negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga kenaikan suhu global rata-rata menjadi 1,5 derajat Celcius. Melewati ambang batas itu dapat memicu krisis iklim yang mengalir, kata para ilmuwan.

Aktivis kehutanan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik mengatakan pada protes bahwa kebijakan Indonesia saat ini mengizinkan deforestasi yang menguntungkan bisnis besar dan merugikan masyarakat lokal yang hidup di hutan.

READ  Indonesia merayakan hari pertama kemerdekaan di ibu kota masa depannya

(Kisah ini tidak diedit oleh staf Devdiscourse dan dibuat secara otomatis dari umpan sindikasi.)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *