Indonesia akan mengirimkan 499 atlet untuk bertanding di 32 cabang olahraga dari 40 cabang olahraga yang dipertandingkan di SEA ke-31 yang pembukaannya akan digelar pada 12 Mei 2022 di Hanoi, Vietnam.
Kontingen dinilai berpotensi memenangkan medali di semua 32 cabang olahraga di acara olahraga internasional dua tahunan itu.
Beberapa di antaranya masuk sebagai olahraga prioritas dalam rencana peningkatan kinerja olahraga nasional Indonesia yang disebut Great Design of National Sports (DBON).
Diantaranya angkat besi, atletik, bersepeda, bulu tangkis, kano dan dayung, karate, menembak, panahan, pencak silat, renang, senam, taekwondo, serta wushu.
Sementara itu, Indonesia akan mempertandingkan tinju, bola voli, bowling, catur, jujitsu, judo, tenis, triathlon, sepak takraw, kickboxing, sepak bola, esports, anggar, bola basket, gulat, menyelam, vovinam, golf, dan futsal di SEA Games Hanoi ke-31. meskipun tidak termasuk sebagai olahraga prioritas.
Sebelumnya, Indonesia hanya berencana mengirimkan 476 atlet untuk berlaga di 31 cabang olahraga.
Namun, dengan penambahan jumlah atlet tersebut, angka tersebut lebih rendah dibandingkan jumlah total atlet dari negara lain, seperti Vietnam, sebanyak 965 atlet; Thailand, 871 atlet; Filipina, 656 atlet; dan Malaysia, 612 atlet.
Bahkan, hampir seluruh peserta SEA Games ke-31 di Hanoi telah mengurangi jumlah perwakilannya.
Namun, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengurangan terbesar karena hanya mengirimkan sekitar 60% dari total 837 atlet yang telah mengikuti SEA Games 2019 di Filipina.
Meski mengirimkan cukup banyak atlet untuk berlaga di 56 cabang olahraga, Indonesia menempati urutan keempat klasemen sementara SEA Games 2019, dengan perolehan 72 emas, 84 perak, dan 111 perunggu.
Perhelatan olah raga internasional yang didominasi oleh Thailand dan Vietnam selama 10 tahun terakhir selalu berhasil finis di posisi tiga besar klasemen akhir perolehan medali.
Padahal, dalam beberapa parameter lainnya, Indonesia berada di atas dua negara Asia Tenggara lainnya.
Sebagai contoh, luas Indonesia 1,9 juta kilometer persegi (km) hampir empat kali lebih besar dari Thailand dan enam kali lebih besar dari Vietnam.
Negara ini juga memiliki populasi terbesar di Asia Tenggara, mencapai sekitar 270 juta. Ini hampir empat dan tiga kali lebih besar dari populasi Thailand dan Vietnam masing-masing.
Selain itu, menurut Bank Dunia, produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2020 sebesar US$1,05 triliun adalah dua kali PDB Thailand dan tiga kali PDB Vietnam. .
Karena aspek-aspek tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang termasuk dalam G20 dan saat ini menjabat sebagai ketua forum.
Berita Terkait: Presiden Resmi Kirim Tim Indonesia ke SEA Games Hanoi
Target menengah
Acara-acara internasional, seperti G20 dan SEA Games, seringkali menjadi ajang pamer kebesaran dan kepemimpinan suatu negara di antara anggota komunitas global.
Selain itu, acara juga berfungsi sebagai panggung untuk memamerkan prestasi suatu bangsa kepada dunia.
Secara khusus, berkaitan dengan acara olahraga, ukuran kontingen suatu negara sering dikaitkan dengan kemampuan nasionalnya.
Namun, pada SEA Games ke-31 di Hanoi, Indonesia tampaknya akan berusaha keras mendobrak simbolisme tersebut. Keikutsertaan negara dalam ajang olahraga ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas atletnya, seperti yang ditegaskan oleh pemerintah.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali juga menyampaikan bahwa keikutsertaan tersebut bertujuan untuk menunjukkan solidaritas Indonesia dengan tuan rumah dan komunitas olahraga Asia Tenggara karena lonjakan kasus COVID-19 telah menunda pelaksanaan dan membatasi anggaran untuk persiapan acara.
Dengan demikian, SEA Games ke-31 di Hanoi hanyalah tujuan sementara untuk membina prestasi olahraga nasional dan evaluasi untuk mempersiapkan Asian Games di Hangzhou pada 2022, katanya.
Namun, dia berharap semua perwakilan yang dikirim ke SEA Games bisa meraih medali.
Oleh karena itu, event olahraga internasional dapat dilihat sebagai titik awal untuk mengubah paradigma pemilihan atlet untuk event multi-olahraga internasional, seperti yang dikatakan Menteri bahwa seleksi akan dilakukan lebih menyeluruh dengan parameter terukur berdasarkan data analitis.
Artinya fokusnya hanya pada olahraga dan atlet yang bisa meraih medali untuk dikirim ke ajang olahraga internasional berikutnya.
Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan standar pembangunan olahraga di Indonesia. Saat ini, pencapaian Olimpiade ditempatkan sebagai tujuan utama, sedangkan SEA Games dan Asian Games hanya menjadi tujuan menengah.
Berita terkait: Atlet yang dipilih untuk SEA Games ditetapkan untuk mengambil medali: Menteri
Pastikan aplikasi jangka panjang
Faktanya, selama 11 edisi SEA Games terakhir, sejumlah besar atlet tidak menjamin bahwa Indonesia akan finis pertama atau bahkan kedua di klasemen akhir perolehan medali, kecuali pada SEA Games 2011 di Jakarta dan Palembang saat Indonesia terbit. juara.
Padahal, sejak pertama kali tampil di SEA Games di Kuala Lumpur pada 1977, Indonesia hampir selalu memuncaki klasemen perolehan medali hingga SEA Games di Jakarta 1997 — kecuali SEA Games di Bangkok pada 1985. dan Chiangmai pada tahun 1995 — ketika Indonesia menempati posisi kedua.
Dengan mengirimkan atlet dalam jumlah yang lebih sedikit, pemerintah memutuskan untuk tidak terlalu berambisi, karena kontingen hanya menargetkan juara empat di ajang tersebut.
Pemerintah memilih kualitas atlet daripada kuantitas berdasarkan latar belakang dan prestasi mereka, dan upaya ini harus disambut baik.
Namun demikian, kesinambungan upaya tersebut harus dipastikan sejalan dengan semua kompetisi olahraga dan program pembangunan di tingkat nasional, sehingga semua pelaku olahraga di Indonesia berdiri di atas kualitas.
Hal itu untuk diterapkan di kompetisi hulu – yang meliputi Pekan Olahraga Nasional (PON) dan kejuaraan nasional lainnya – serta di event-event hilir, seperti SEA Games, Asian Games, Olimpiade, dan berbagai kejuaraan internasional.
Dengan demikian, dengan menerapkan langkah ini secara sistematis di kompetisi hulu, kualitas atlet nasional terpilih dapat terjamin untuk bisa mencatatkan prestasi di ajang internasional.
Paradigma baru harus dikembangkan menjadi budaya dan diterapkan di SEA Games. Dengan demikian, penghapusan cabang olahraga atau event olimpiade tertentu dapat dihindari, sedangkan pengenalan cabang olahraga atau event non olimpiade baru akan terukur dan tidak lagi muncul semata-mata sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah medali yang diperoleh.
Indonesia harus membuktikan keseriusan menerapkan paradigma baru melalui kesuksesannya di SEA Games ke-31 di Hanoi.
Terlepas dari prestasi akhir kontingen, pengembangan olahraga yang berorientasi pada kualitas harus menjadi standar baru bagi Indonesia untuk mendorong atletnya dan melaksanakan setiap kompetisi nasional, termasuk PON.
Artikel berita terkait: SEA Games: Emilia Nova Jadi Wanita Pengibar Bendera Indonesia Pertama
Berita Terkait: SEA Games: PBESI akan memberikan bonus Rp7 miliar kepada Peraih Emas