Patroli Indonesia bentrok dengan kapal China di zona ekonomi

JAKARTA – Sebuah kapal patroli Indonesia bentrok dengan kapal Penjaga Pantai China yang menghabiskan hampir tiga hari di perairan di mana Indonesia mengklaim hak ekonomi dan terletak di dekat bagian paling selatan dari klaim China yang disengketakan di Laut China Selatan.

Badan Keselamatan Maritim Indonesia mendeteksi kapal China 5204 memasuki Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di perairan utara Natuna pada Jumat malam.

Badan tersebut mengirimkan kapal patroli yang menutup dalam jarak satu kilometer dari kapal penjaga pantai China dan mereka berdua berkomunikasi untuk menegaskan posisi mereka dan klaim negara mereka di wilayah tersebut, kata Aan Kurnia, kepala Badan Keselamatan Maritim Indonesia.

“Kami minta mereka pindah karena itu ZEE Indonesia. Tetapi mereka bersikeras bahwa itu adalah wilayah sembilan garis Tiongkok. Petugas kami di kapal berdebat dengan mereka sampai mereka pindah, ”sementara Kurnia melaporkan kejadian itu ke menteri pemerintah Indonesia, katanya.

“Akhirnya, kapal penjaga pantai China akhirnya meninggalkan Laut Natuna utara pada Senin pukul 11.20 WIB,” katanya.

“Sembilan garis putus-putus” China menggambarkan klaimnya atas hampir seluruh Laut China Selatan. Keputusan arbitrase internasional 2016 yang melibatkan Filipina membatalkan sebagian besar klaim besar China di laut, tetapi China mengabaikan keputusan itu dan menyebutnya palsu.

Indonesia tidak memiliki klaim teritorial atas Laut China Selatan, namun bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia yang mencakup ladang gas alam berada di “sembilan garis putus-putus” China. Kapal-kapal China secara teratur memasuki wilayah yang disebut Indonesia sebagai Laut Utara Natuna, menyebabkan ketegangan antar negara.

Kapal-kapal China juga berpatroli secara teratur di lepas pulau Kalimantan dan dekat James Shoal di sebelah timur Kepulauan Natuna, klaim tanah paling selatan China yang diklaim Malaysia sebagai miliknya.

READ  Disney+ Hotstar akan menayangkan musim ketiga 'City of Dreams' pada 26 Mei

Laut Cina Selatan menyumbang lebih dari 10 persen tangkapan ikan dunia dan negara-negara sekitarnya telah mengambil langkah-langkah yang semakin ekstrem untuk memastikan mereka mendapatkan bagiannya. Stok telah menurun secara dramatis karena penangkapan ikan yang berlebihan dan perusakan terumbu karang, ke titik di mana mereka bisa berada di ambang kehancuran, beberapa penelitian menemukan.

Kapal patroli Indonesia, KN Pulau Nipah 321, dikerahkan untuk patroli tersebut di wilayah laut barat Indonesia hingga November.

Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menghubungi Kedutaan Besar China di Jakarta untuk mengklarifikasi keberadaan penjaga pantai, kata juru bicara Teuku Faizasyah.

Written By
More from
Mengapa Indonesia mengubah undang-undang ketenagakerjaannya?
Parlemen Indonesia akan meninjau undang-undang penciptaan lapangan kerja yang kontroversial untuk mematuhi...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *