Penutupan operasi San Miguel Food stuff di Indonesia

Iris Gonzales – Bintang Filipina

2 Oktober 2021 | 00h00

MANILA, Filipina – San Miguel Food items and Beverage Inc. (SMFB) mengakhiri operasi di Indonesia untuk fokus pada operasi di Filipina.

Dalam keterbukaan informasi kemarin, SMFB mengatakan sedang merampingkan bisnis daging olahannya di Indonesia di bawah kepemimpinan PT San Miguel Foods Indonesia dan akan berhenti beroperasi pada akhir Oktober.

Perusahaan akan fokus pada ekspansi di Filipina, kata SMFB dalam pengungkapannya.

PT SMFI merupakan perusahaan patungan 75-25% antara SMFB dan PT Hero Intiputra.

Di Filipina, merek SMFB adalah San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light-weight dan Pink Horse untuk bir Ginebra San Miguel untuk gin Magnolia untuk ayam, es krim dan produk susu Monterey untuk daging segar dan diasinkan Purefoods dan Purefoods Lembut Juicy untuk daging yang didinginkan, disiapkan, diproses dan dikalengkan Star dan Dari Product untuk margarin dan B-Meg untuk pakan ternak.

Selain Indonesia, SMFB juga hadir di Thailand, Vietnam dan China Utara.

SMFB melaporkan laba bersih konsolidasi semester pertama sebesar 17,36 miliar peso, naik 137% dari tahun lalu, melampaui laba sebelum pandemi pada semester pertama 2019.

Pendapatan konsolidasi meningkat 20% menjadi 146,79 miliar peso sementara EBITDA melonjak 66% menjadi 29,28 miliar peso.

Presiden dan CEO SMFB Ramon Ang mengaitkan kinerja perusahaan pada paruh pertama tahun ini dengan “kelincahan dan kemampuan beradaptasi perusahaan agribisnis, dalam menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh COVID-19.”

“Seiring dengan situasi yang terus berkembang, fleksibilitas dan ketahanan yang kami kembangkan tahun ini akan memungkinkan kami untuk bergerak maju dan berputar dengan cepat jika perlu,” kata Ang.

READ  KPK Jatuhkan Kasus Korupsi terhadap Istri Tycoon Sjamsul Nursalim

Berdasarkan segmen bisnis, kelompok makanan mencapai omset konsolidasi sebesar 72,24 miliar peso selama periode tersebut, meningkat 11%.

EBITDA konsolidasi berlipat ganda menjadi 11,4 miliar peso sementara laba operasi meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 8,36 miliar peso berkat margin kotor yang lebih tinggi dan biaya SG&A yang lebih rendah.

Bisnis bir juga pulih dengan volume penjualan konsolidasi naik 15% dibandingkan tahun lalu, dengan pelonggaran pembatasan karantina dan pencabutan larangan alkohol di pasarnya.

Bisnis minuman beralkohol melanjutkan kinerjanya yang kuat di paruh pertama tahun ini, dengan quantity meningkat 21% tahun-ke-tahun. Dia terus memperkenalkan kampanye dan promosi pemasaran yang relevan, memperluas distribusi dan menjaga efisiensi rantai pasokan.

Hasilnya, sektor minuman keras menghasilkan penjualan sebesar 20,23 miliar peso, 36% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pendapatan operasional meningkat 45 persen menjadi P2,61 miliar. EBITDA naik 35% menjadi 3,1 miliar peso, sementara laba bersihnya melonjak 66% menjadi 2,09 miliar peso.

Written By
More from Faisal Hadi
Okupansi resort di Bali mencapai 70% menjelang KTT G20
TEMPO.CO, Jakarta – orang indonesia Resort dan Asosiasi Restoran (PHRI) mengalami peningkatan...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *