Piala AFF 2020: Cheng Hoe mengatakan untuk tidak menganggap remeh Indonesia dan Kamboja | Olahraga

Tan Chen Hoe mengakui bahwa tantangan musuh bebuyutan, Indonesia dan Kamboja, tidak boleh dianggap enteng di pertandingan Grup B Piala AFF 2020. - Foto oleh Bernama
Tan Chen Hoe mengakui bahwa tantangan musuh bebuyutan, Indonesia dan Kamboja, tidak boleh dianggap enteng di pertandingan Grup B Piala AFF 2020. – Foto oleh Bernama

KUALA LUMPUR, 21 September – Pelatih kepala Harimau Malaya Tan Chen Hoe mengakui bahwa tantangan musuh bebuyutan, Indonesia dan Kamboja, tidak bisa dianggap enteng di pertandingan Grup B Piala AFF 2020.

Kontes akan dimulai pada 5 Desember dan berakhir pada 1 Januari tahun depan.

Selain tim Vietnam yang berada di peringkat 95 dunia yang berada di kelas tersendiri serta persiapan Piala Dunia Qatar 2022 berjalan dengan baik, Cheng Hoe mengatakan tidak akan meremehkan kemampuan negara tetangganya Indonesia (175) dan Kamboja. (178) dalam mengejar tim dari dua posisi pertama grup untuk lolos ke semi-final.

“Vietnam adalah favorit grup tetapi yang penting bagi kami adalah mengambil satu pertandingan pada satu waktu. Dan pada saat yang sama, kami tidak hanya fokus pada Vietnam tetapi juga pada Indonesia yang merupakan musuh tradisional kami.

“Kami juga tidak menganggap enteng Kamboja karena mereka memiliki pemain berbakat di luar Laos. Kami harus fokus pada satu pertandingan pada satu waktu,” katanya melalui rekaman video yang dibagikan oleh Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) hari ini. .

Sebelumnya, dalam undian online, peringkat 154 dan finalis 2018, Malaysia tergabung di Grup B bersama juara bertahan Vietnam, Indonesia, Kamboja, dan Laos (186).

Grup A termasuk tim paling sukses di kejuaraan, pemenang lima kali dari Thailand (122), Myanmar (146), Filipina (125), Singapura (160) dan pemenang babak kualifikasi antara Brunei (1990) dan Timor- Lester (194).

Mengomentari format tahun ini yang akan digelar sebagai karnaval di lokasi pusat yang belum diputuskan akibat pandemi Covid-19, Cheng Hoe mengaku perlu persiapan lebih gencar karena tidak adanya lapangan lagi.

“Edisi 2018 adalah motivasi besar bagi para pemain karena ada dua pertandingan di level grup di mana mereka bermain di kandang dan dua pertandingan tandang. Meski kami bermain dalam format karnaval, kami harus fokus di setiap pertandingan dan mempersiapkan tim,” ujarnya.

Hanya tinggal dua bulan lagi, staf pelatih akan terus memantau performa pemain dengan tim masing-masing selama kampanye Piala Malaysia 2021, selain dua pertandingan internasional level 1 awal bulan depan.

“Pada saat yang sama, kami juga harus memantau perkembangan tim lain. Kami berharap para pemain yang dipanggil kali ini memberikan yang terbaik untuk timnas,” ujarnya.

Di turnamen terakhir, Malaysia mengalahkan Kamboja 1 – 0, Laos 3 – 1 dan Myanmar 3 – 0 tetapi kalah 0 – 2 dari Vietnam di Grup A sebelum mengalahkan Thailand di semifinal sesuai dengan aturan gol tandang ketika mereka seri 0 -0 di Bukit Jalil dan imbang 2-2 di Bangkok.

Namun, tim Harimau Malaya kalah agregat 2 – 3 dari Vietnam di final, setelah seri Golden Dragon 2 – 2 di Bukit Jalan tetapi kalah dari tim 0 – 1 di Hanoi.

Malaysia muncul sebagai pemenang sekali pada tahun 2010 di bawah pelatih Datuk K. Rajagopal sejak dimulainya turnamen dua tahunan pada tahun 1996 dan finalis tiga kali pada tahun 1996, 2014 dan 2018.

Hanya empat negara yang menjadi juara dalam beberapa kesempatan, Thailand juara pada 1996, 2000, 2002, 2014 dan 2016, disusul Singapura dengan empat gelar (1998, 2004, 2007 dan 2012) dan Vietnam (2008 dan 2018). – Bernama

Written By
More from Umair Aman
Mengapa pasangan bulu tangkis Indonesia ini disebut Minions?
Duo bulu tangkis nomor satu dunia Indonesia di kategori ganda putra, Kevin...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *