Serangan Terhadap Armada Laut Hitam di Crimea: Rusia Tuduh AS dan Inggris Membantu Ukraina
Moskow, Rusia – Rusia mengklaim bahwa Amerika Serikat dan Inggris membantu Ukraina dalam serangan terhadap markas besar Armada Laut Hitam di Crimea. Menurut laporan yang dikeluarkan oleh pihak Rusia, serangan tersebut direncanakan dengan menggunakan aset intelijen Barat, peralatan satelit NATO, dan pesawat pengintai.
Serangan ini dikatakan dilakukan dengan koordinasi erat dengan badan-badan intelijen AS dan Inggris. Ukraina pun mengakui bertanggung jawab atas serangan tersebut yang menghantam markas Armada Laut Hitam Rusia di Crimea dan memicu kebakaran.
Rusia mengklaim bahwa satu prajurit mereka hilang akibat serangan tersebut, sementara Ukraina melaporkan bahwa 34 prajurit, termasuk komandan armada, tewas. Namun, Rusia membantah klaim Ukraina dengan menayangkan video yang menunjukkan bahwa komandan armada masih hadir dan menjalankan tugasnya.
Sejak mengirimkan pasukan ke Ukraina, Rusia telah menuduh negara-negara Barat melakukan perlawanan de facto dengan memberikan dukungan finansial dan militer kepada Ukraina. Kini, Rusia mengimbau otoritas Crimea untuk menjual properti Ukraina.
Kritis terhadap tuduhan Amerika Serikat dan Inggris, Rusia mengecam adanya campur tangan asing dalam konflik mereka dengan Ukraina. Mereka menganggap bahwa serangan tersebut merupakan bukti nyata bahwa negara-negara Barat melakukan tindakan provokatif.
Diperkirakan bahwa konflik ini akan semakin memanas dengan adanya tuduhan yang saling menghujat antara Rusia dan Ukraina. Selain itu, semua pihak yang terlibat dalam konflik ini juga tengah menunggu respons dari AS dan Inggris terkait dengan tuduhan yang dilontarkan.
Sementara itu, masyarakat dunia dan pemerhati internasional menyoroti eskalasi konflik ini dan mengkhawatirkan dampaknya terhadap kestabilan regional.