Sheena Suparman (The Jakarta Publish)
Jakarta
Jum 26 November 2021
Penelitian yang baru-baru ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Sosial dan Ekonomi Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menemukan bahwa kehadiran Get telah mendorong aktivitas ekonomi di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Jayapura, Papua, menyoroti manfaat digital bagi daerah.
Penelitian mempelajari kecerahan pencahayaan malam hari di Kupang dan Jayapura, menemukan bahwa tingkat kecerahan daerah yang lebih kecil di Kupang dan Jayapura dibandingkan dengan bagian lain di Indonesia dua kali lipat. Kehadiran mobilitas dan layanan pengiriman yang nyaman memudahkan transportasi orang dan barang, memicu peningkatan aktivitas ekonomi bahkan di malam hari.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hatta mengatakan teknologi electronic merupakan penggerak kegiatan ekonomi. “Kehadiran Grab signifikan dalam menyempurnakan adopsi teknologi di Kupang dan Jayapura. Ekspansi digitalisasi, terutama di masa pandemi, akan melepaskan nilai ekonomi, yang tentunya akan berdampak positif jangka panjang terhadap ekonomi digital tanah air,” imbuhnya.
Ledakan aktivitas ekonomi telah menciptakan peluang pendapatan baru di Kupang dan Jayapura, terutama bagi pengemudi Seize dan mitra pedagang. Riset LPEM FEB UI menemukan bahwa 30% GrabFood dan 50% mitra service provider GrabKios di Kupang dan Jayapura antara 2019 dan 2021 adalah bisnis baru, artinya Get membantu menciptakan ratusan wirausahawan mikro baru. , usaha kecil dan menengah (UMKM) .
Kehadiran Grab di Jayapura dimulai dengan peluncuran GrabKios pada tahun 2017, diikuti oleh GrabBike dan GrabCar. Saat ini, layanannya di Jayapura meliputi GrabExpress dan GrabFood. Sementara itu, Grab menginjakkan kaki di Kupang pada 2018 dan sejak itu memperkenalkan GrabFood, GrabKios, dan GrabMart, selain layanan transportasinya.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa mitra pengemudi bergabung dengan Get karena faktor yang menguntungkan seperti fleksibilitas pekerjaan. Penggunaan teknologi ini, yang diperkuat dengan pelatihan keterampilan electronic yang diberikan oleh Grab, telah mendorong inklusi electronic. Information penelitian menunjukkan bahwa penggunaan web dan smartphone di antara service provider mitra di Kupang dan Jayapura telah mencapai 100%, dua kali lipat dari rata-rata populasi di wilayah tersebut. Selain itu, tujuh dari sepuluh pengemudi mitra menggunakan teknologi ini dengan intensitas yang lebih besar daripada pengemudi non-Seize.
Inklusi keuangan yang lebih besar berjalan seiring dengan inklusi digital, karena aplikasi Seize terintegrasi penuh dengan layanan keuangan. Studi ini menemukan bahwa penggunaan e-wallet di antara mitra pedagang adalah 87 poin persentase lebih tinggi dibandingkan dengan pedagang non-Grab. Selain itu, 50% merchant mitra mengatakan Get adalah alasan mereka memiliki akun keuangan digital.
Selain itu, penelitian telah menyoroti peningkatan penggunaan produk dan layanan keuangan yang lebih canggih. Mitra pengemudi Grab memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk membeli produk asuransi dan investasi, dengan sekitar 60% mitra pengemudi memanfaatkan produk asuransi kesehatan Get untuk melindungi diri dan keluarga mereka.
“Hasil riset LPEM FEB UI mencerminkan komitmen kuat Grab terhadap Indonesia. Temuan bahwa Get telah membantu meningkatkan perekonomian di Jayapura dan Kupang mendorong kami untuk terus mengembangkan solusi digital yang akan mempercepat ekonomi digital, memposisikan kami sebagai system terpercaya untuk Indonesia,” ujar Neneng Goenadi, Running Director Get Indonesia.
Riset tersebut juga menyebutkan bahwa berbagai fitur dan kebijakan keamanan, termasuk pusat keamanan dan penyembunyian nomor telepon, telah mendorong pengalaman perjalanan yang lebih aman dan nyaman bagi pengemudi dan pelanggan.
Ketua kelompok riset ekonomi digital LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin mengatakan bahwa ke depan, penelitian ini dapat membantu merancang kebijakan yang komprehensif yang akan meningkatkan manfaat teknologi bagi Kupang dan Jayapura. “Kami melihat masih ada ruang untuk pelatihan keterampilan digital bagi mitra pengemudi dan pedagang. Dengan pemahaman teknologi yang lebih mendalam, mereka dapat mengoptimalkan solusi teknologi yang ada untuk lebih meningkatkan kesejahteraan mereka,” pungkasnya.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”