SINGAPURA – Setelah musim lalu gagal mempertahankan gelar Singapore Premier League (SPL), Lion City Sailors telah menunjuk mantan asisten pelatih Serbia Risto Vidakovic sebagai pelatih kepala mereka dalam upaya menstabilkan kapal dan membalikkan keadaan untuk musim 2023.
Dalam sebuah pernyataan kepada media pada hari Selasa, para pelaut mengumumkan penunjukan pria Serbia berusia 53 tahun itu, yang telah bekerja dengan klub-klub di Malaysia, Filipina, dan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Vidakovic berkata: “Orang-orang Pelaut sangat profesional – klub menganggap serius pembangunan akademi baru dan semua orang di sini bekerja dengan tujuan yang sama untuk membangun sesuatu yang sangat kuat di wilayah ini. Saya tahu bahwa klub bertujuan untuk perbaikan dan optimalisasi yang berkelanjutan.
“Bagi saya, saya melihat ini sebagai tantangan besar dan menarik untuk melakukan sesuatu yang istimewa di klub.”
Dia menggantikan pelatih kepala sementara Luka Lalic, yang juga direktur teknis akademi sepak bola klub, dan akan bergabung dengan tim pada Januari untuk persiapan pramusim.
Vidakovic baru-baru ini menjadi manajer Melaka United, di mana dia bertahan kurang dari empat bulan, hanya memenangkan satu dari lima pertandingan Liga Super Malaysia. Dia meninggalkan tim pada bulan April.
Penunjukannya sebelumnya lebih berhasil. Ini termasuk memenangkan liga papan atas Maladewa bersama Maziya di musim 2020/21 yang tak terkalahkan.
Selama empat tahun bertugas dengan tim Filipina Ceres-Negros, dia juga membantu mereka menjadi juara Zona Asean di Piala AFC 2017.
Sebelumnya, pemegang lisensi kepelatihan UEFA Pro ini memegang posisi manajerial di kasta ketiga Spanyol bersama Ecija Balompie dan Cadiz pada 2009 dan 2010.
Pada 2008, dia menjadi asisten Javier Clemente yang terkenal di La Liga klub Real Murcia. Duo ini pernah bekerja sama dalam kapasitas yang sama untuk timnas Serbia dari 2006 hingga 2007 setelah Piala Dunia.
Selama karir bermainnya, dia adalah seorang bek yang tampil untuk La Liga bersama Real Betis dan Osasuna. Dia juga mewakili Yugoslavia dan membantu mereka lolos ke Piala Dunia 1998, meskipun dia tidak terpilih untuk pertunjukan tersebut.
Tentang filosofi sepak bolanya, dia berkata: “Saya suka bermain sepak bola menyerang dan jelas di semua klub tempat saya bekerja sebelumnya bahwa kami bermain seperti itu. Penting bagi para penggemar untuk menghargai apa yang mereka lihat dari tim.
“Sementara saya memiliki filosofi saya, penting juga bagi para pemain saya untuk merasa nyaman dan senang dengan posisi mereka di lapangan dan peran mereka dalam tim, jadi saya juga harus beradaptasi.”
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”