Setelah Letusan Kriovulkanik Terbaru, Komet Setan Kehilangan Tanduk Ikoniknya – Bolamadura

Setelah Letusan Kriovulkanik Terbaru, Komet Setan Kehilangan Tanduk Ikoniknya – Bolamadura

Komet kriovolkanik 12P/Pons-Brooks kehilangan tanduk ikoniknya setelah terjadi letusan terbaru. Letusan tersebut menghasilkan warna hijau langka pada koma komet dan bayangan misterius. Komet ini memiliki lebar 10,5 mil dan akan mendekati Bumi dalam 70 tahun.

Letusan kriovolkanik terjadi karena tekanan dalam inti memecah cangkang komet dan menyemburkan es ke luar angkasa. Setelah letusan, koma komet memantulkan sinar matahari dan terlihat lebih terang. Komet ini sebelumnya mengalami tiga letusan besar pada tanggal 20 Juli, 5 Oktober, dan Halloween. Setiap letusan membuat komanya berkembang menjadi bentuk tidak beraturan dengan “jalur gelap” menyerupai tanduk.

Letusan terbaru pada 14 November membuat koma komet tampak melingkar sempurna tanpa tanduk. Tanduk komet merupakan hasil dari ketidakteraturan bentuk inti dan kemungkinan rusak akibat letusan yang sering terjadi. Warna hijau langka pada koma komet disebabkan oleh kandungan dikarbon tingkat tinggi.

Komet ini saat ini menuju Matahari dengan kecepatan 40.000 mil per jam dan akan mencapai perihelion pada 24 April 2024. Komet diperkirakan tidak akan kembali ke bagian dalam tata surya hingga tahun 2094. Komet ini diharapkan terlihat dengan mata telanjang saat mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 2 Juni tahun depan.

Kehilangan tanduk ikoniknya oleh komet kriovolkanik 12P/Pons-Brooks setelah terjadi letusan terbaru telah mengejutkan para pengamat astronomi. Komet yang memiliki lebar 10,5 mil ini telah menarik perhatian banyak orang karena keunikan dan kejadian-kejadian dramatisnya.

Letusan kriovolkanik yang terjadi pada tanggal 14 November menghasilkan tidak hanya warna hijau langka pada koma komet tetapi juga bayangan misterius yang membingungkan para ilmuwan. Menurut para ahli, letusan ini terjadi karena tekanan dalam inti memecah cangkang komet dan menyemburkan es ke luar angkasa.

Fenomena ini memberi jeda dari serangkaian letusan besar sebelumnya pada tanggal 20 Juli, 5 Oktober, dan Halloween. Setiap letusan sebelumnya membuat komanya berkembang menjadi bentuk tidak beraturan dengan “jalur gelap” yang menyerupai tanduk, tetapi kali ini terjadi sesuatu yang berbeda.

Letusan terbaru ini membuat koma komet tampak melingkar sempurna tanpa tanduk, yang membuat banyak orang terkejut. Ahli astronomi menjelaskan bahwa tanduk komet sebenarnya merupakan hasil dari ketidakteraturan bentuk inti dan kemungkinan rusak akibat letusan yang sering terjadi.

Selain itu, para ilmuwan juga menemukan bahwa warna hijau langka pada koma komet disebabkan oleh kandungan dikarbon tingkat tinggi. Fenomena ini cukup menarik perhatian dan membuat komet ini semakin menarik bagi pengamat astronomi.

Saat ini, komet kriovolkanik 12P/Pons-Brooks sedang menuju Matahari dengan kecepatan 40.000 mil per jam dan diperkirakan akan mencapai perihelionnya pada 24 April 2024. Namun, komet ini diperkirakan tidak akan kembali ke bagian dalam tata surya hingga tahun 2094.

Namun, jangan khawatir, karena pada 2 Juni tahun depan, komet ini diharapkan dapat terlihat dengan mata telanjang saat mencapai titik terdekatnya dengan Bumi. Inilah kesempatan terakhir bagi para pengamat astronomi untuk melihat keunikan dan keindahan komet kriovolkanik 12P/Pons-Brooks sebelum ia kembali menghilang dalam perjalanannya ke ujung Tata Surya.

Written By
More from
Indonesia salah satu negara terbaik untuk manajemen pandemi, kata menteri
TEMPO.CO, Jakarta – Indonesia merupakan salah satu negara terbaik dalam hal penanganan...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *