TOKYO, KOMPAS.com – Sebuah kapsul Jepang yang membawa sampel bawah tanah dari asteroid pertama di dunia mendarat di pedalaman Australia pada Minggu (6/12/20). AP.
Pesawat luar angkasa Hayabusa-2 melontarkan kapsul mungil itu ke atmosfer Bumi pada Sabtu (12/05/20). Kapsul ini berisi sampel dari asteroid yang jauh.
Kapsul membuka parasut untuk memperlambat jatuh hingga jarak 10 kilometer (6 mil) di atas tanah. Sinyal suar kemudian dikirim untuk menunjukkan lokasinya, yang jatuh di daerah berpenduduk jarang di Woomera di Australia selatan.
Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, atau JAXA, mengatakan tim pencari helikopternya menemukan kapsul itu di zona pendaratan yang direncanakan sekitar dua jam setelah memasuki atmosfer Bumi.
Ekstraksi kapsul berbentuk stoples, dengan diameter sekitar 40 sentimeter (15 inci), diselesaikan dua jam kemudian.
“Pekerjaan mengumpulkan kapsul di lokasi pendaratan sudah selesai,” kata badan tersebut dalam tweet. “Kami banyak berlatih untuk hari ini… kami berakhir dengan selamat.
Baca juga: Setahun menunggu, Hayabusa-2 berhasil memenangkan sampel asteroid
Kapsul tersebut kembali beberapa minggu setelah pesawat luar angkasa OSIRIS-REx NASA berhasil mengambil sampel permukaan dari asteroid Bennu.
Sementara itu, China mengumumkan pekan lalu bahwa pendarat bulannya mengumpulkan sampel dari bawah tanah dan menyegelnya di pesawat ruang angkasa dan kemudian kembali ke Bumi.
Thomas Zurbuchen, astrofisikawan Amerika-Swiss dan administrator asosiasi Direktorat Misi Ilmiah NASA, mengucapkan selamat kepada badan antariksa Jepang. Termasuk semua pihak di Jepang yang terlibat dalam misi ini.
Bersama-sama, kita akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang asal-usul tata surya kita, sumber air, dan molekul organik yang mungkin telah menabur kehidupan di Bumi. Selamat untuk semua mitra kami @JAXAen & kepada banyak orang di Jepang dan tempat lain yang telah memungkinkan hal ini.
– Thomas Zurbuchen (@Dr_ThomasZ) 5 Desember 2020
“Bersama-sama, kita akan lebih memahami asal mula tata surya kita, sumber air dan molekul organik yang mungkin menjadi benih kehidupan di Bumi,” tulis Zurbuchen di Twitter.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”