Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menutup orasi kampanye akbar di Jakarta International Stadium (JIS) dengan air mata terharu. Dalam momen tersebut, Anies Baswedan, capres pasangan Cak Imin, memeluknya sebagai bentuk penghargaan kepada para relawan yang telah berjalan kaki, bersepeda, atau melewati hambatan untuk hadir di acara tersebut.
Anies menganggap keringat para relawan dan pendukung yang memadati JIS merupakan keringat yang jernih dan tulus. Ia merasa terharu dengan dedikasi dan semangat mereka untuk memperjuangkan pasangan AMIN.
Setelah penutupan orasi, Anies dan Cak Imin berfoto bersama dan menerima buket bunga dari pendukung mereka. Kehadiran puluhan ribu pendukung pasangan AMIN menyebabkan lalu lintas terhambat dan pintu stadion sempat jebol karena dorongan para pendukung yang ingin memasuki JIS.
Timnas AMIN dan panitia acara berhasil tanggap dalam menangani kerusuhan yang terjadi di arena kampanye. Mereka dengan sigap memberikan pertolongan kepada warga yang pingsan karena jumlah pengunjung yang terlalu banyak.
Kampanye akbar di JIS ini menjadi momen bersejarah bagi pasangan AMIN. Keberanian para relawan dan dedikasi yang tinggi dari pendukung membuat momen tersebut menjadi penuh emosi. Pasangan ini berkomitmen untuk terus memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia jika terpilih dalam pemilihan presiden mendatang.
Dengan kehadiran ribuan pendukung yang memenuhi JIS, pasangan AMIN semakin percaya diri dalam menjalankan kampanye mereka. Hal ini dapat menjadi penyemangat bagi pasangan ini untuk terus berjuang hingga akhir pemilihan presiden.
Momen menutup kampanye akbar di JIS ini memberikan kesan mendalam bagi para pendukung dan relawan pasangan AMIN. Mereka percaya bahwa Cak Imin dan Anies Baswedan adalah pasangan yang mampu memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik. Semoga momen ini memberikan dampak positif pada perjalanan kampanye pasangan AMIN dan memberikan kepercayaan kepada rakyat Indonesia.
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”