Tim penyelamat Indonesia mencari di laut untuk menemukan pesawat yang jatuh dalam cuaca buruk – The Himalayan Times – No. 1 Nepal

  • Belum ada tanda 62 di atas pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500
  • Beberapa puing ditemukan dari area kecelakaan
  • Peta yang menunjukkan jalur penerbangan

JAKARTA: IndonesiaPada hari Minggu, kapal dengan penyelam dan peralatan penyelamat untuk mendeteksi sinyal perekam penerbangan dilanjutkan pada hari Minggu, pencarian pesawat Sriwijaya Air yang akan menabrak laut beberapa menit setelah lepas landas. Indonesian ibukota Jakarta.

Tim penyelamat Indonesia membawa sisa-sisa pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ182 yang jatuh di laut, ke pelabuhan Terminal Kontainer Internasional Jakarta di Jakarta, Indonesia pada 10 Januari 2021. Foto: Reuters

Tim penyelamat Indonesia membawa apa yang diyakini sebagai sisa-sisa pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ182 yang jatuh di laut, ke pelabuhan Terminal Kontainer Internasional Jakarta di Jakarta, Indonesia pada 10 Januari 2021. Foto: Reuters

Boeing 737-500 dengan 62 orang di dalamnya sedang dalam perjalanan ke Pontianak di Kalimantan Barat sebelum menghilang dari layar radar empat menit setelah lepas landas pada hari Sabtu. Tim pencari dan nelayan telah menemukan puing-puing dan bagian saluran darurat yang diyakini berasal dari jet di laut lepas Jakarta, tetapi belum menemukan badan pesawat atau memastikan nasib penumpang dan awaknya. “Kami sudah menyiapkan semua peralatan dan siap di tempat ditemukannya puing-puing kemarin,” kata Muhammad Yassin, Direktur Polisi Maritim (POLAIR), kepada TVOne dari kapal angkatan laut KRI Gilimanuk. POLAIR akan memfokuskan penelitiannya di lingkar luar Pulau Laki dan Lancang di lepas pantai Jakarta, ujarnya. Laut di daerah ini memiliki kedalaman sekitar 20 hingga 23 meter (65 hingga 75 kaki). Seorang penyelam yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan yang diwawancarai oleh Kompas TV mengatakan bahwa timnya memiliki detektor logam bawah air dan pencari lokasi pinger yang akan digunakan untuk mengambil sinyal kotak hitam dari pesawat. Helikopter juga bersiaga di bandara. dekat Jakarta untuk meluncurkan pencarian udara. IndonesiaBadan meteorologi telah memperingatkan risiko hujan lebat dan angin kencang yang dapat menghambat upaya pencarian dan penyelamatan. Boeing 737-500 yang berusia hampir 27 tahun itu jauh lebih tua dari model bermasalah Boeing 737 MAX, salah satunya jatuh di Jakarta pada akhir 2018, menewaskan 189 orang di dalam pesawat Lion Air. Model 737 lama banyak digunakan dan tidak memiliki sistem yang terlibat dalam krisis keamanan MAX. “Kami berhubungan dengan pelanggan maskapai kami dan siap mendukung mereka selama masa sulit ini,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan. “Hati kami tertuju pada kru, penumpang, dan keluarga mereka.” Orang tua yang putus asa menunggu di Pontianak, sekitar 460 mil (740 km) dari Jakarta untuk mendapatkan kabar tentang kerabat mereka. Di bandara utama Jakarta, pusat krisis telah disiapkan untuk kerabat. Didirikan pada tahun 2003, grup Sriwijaya Air yang berbasis di Jakarta sebagian besar terbang Indonesia. Maskapai berbiaya rendah ini memiliki catatan keamanan yang kuat, dengan tidak ada korban jiwa dalam empat insiden yang tercatat dalam database jaringan keselamatan penerbangan. Pada 2007, Uni Eropa melarang semua Indonesian maskapai penerbangan menyusul serangkaian kecelakaan dan laporan pengawasan dan pemeliharaan yang menurun sejak deregulasi pada akhir 1990-an. Pembatasan dicabut sepenuhnya pada tahun 2018. Antara 2007 dan 2016, Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat menurunkan Indonesia Peringkat keamanan kategori 2, yang berarti sistem pengaturannya tidak memadai.

READ  Nusantara Ibu Kota Baru Indonesia, Ini Alasan Pindah dari Jakarta
Written By
More from
Sulwhasoo membuka toko utama di Beachwalk Mall
Sulwhasoo, merek perawatan kulit dan kecantikan mewah asal Korea Selatan membuka gerai...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *