Ramayana epik India sangat penting dalam agama Hindu. Ramayana adalah kitab suci bagi umat Hindu yang menceritakan kehidupan Dewa Rama dan Dewi Sita dan legenda terkait. Meskipun pentingnya Ramayana cukup umum di negara-negara Hindu, Ramayana juga memiliki legenda yang kaya di Indonesia.
Agama Hindu masuk ke Indonesia pada abad pertama melalui pedagang, pelaut, ulama, dan pendeta. Epik Ramayana masuk ke Indonesia sekitar abad ke-8 atau ke-9. Epik Hindu ditulis dalam bahasa Jawa kuno yang dikenal dengan Kakawin Ramayana. Itu digunakan untuk menghidupkan kembali agama Hindu pada saat agama Buddha mapan di Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Namun, Kakawin Ramayana berbeda dari versi asli India dalam beberapa hal.
Ramayana adalah aspek yang mendarah daging dari budaya Indonesia yang telah mewakili sumber bimbingan moral dan spiritual serta ekspresi estetika. Dan, Bali adalah contoh sempurna dari legenda hidup Ramayana di Indonesia.
Kebohongan mereka tertulis di buku dan sejarah kita diukir di batu….
Kisah Ramayana diukir di dasar sungai ayung di ubud bali pic.twitter.com/vNAC5MXbM8
โ Desi Thug (@desi_thug1) 22 Januari 2021
Para pematung mengukir kisah Ramayana menjadi batu di sepanjang tepian Sungai Ayung di Ubud, Bali. Ukiran tersebut menggambarkan kisah Ramayana, penjelmaan Dewa Wisnu sebagai manusia (Ram), pernikahannya, 14 tahun pengasingan, penculikan Sita oleh raja iblis Rahwana dan pertempuran epik antara Rama dan Rahwana untuk menyelamatkan Sita.
Sejarah diukir di atas batu untuk selama-lamanya!
Seluruh Ramayana ๐ฎ๐ณ diukir di sepanjang tepi Sungai Ayung, Ubud Bali, Indonesia ๐ฎ๐ฉ.@IndiaTales7
โErik Solheim (@ErikSolheim) 9 Juli 2023
Ukiran yang dipahat pada bebatuan di sepanjang tepian sungai menggambarkan kekayaan sejarah Ramayana yang akan langsung menarik perhatian semua orang.
Tidak diragukan lagi, sejarah yang terukir di atas batu akan tetap ada sampai kekekalan berbicara tentang sejarah India dan Hindu selama beberapa generasi.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”