Bappenas memastikan keseimbangan ekonomi dan ekologi dalam konservasi laut

Bappenas memastikan keseimbangan ekonomi dan ekologi dalam konservasi laut

Lombok Barat (ANTARA) – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memastikan keseimbangan pengelolaan konservasi laut dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan ekologi.

“Kawasan konservasi perairan yang telah ditetapkan pemerintah harus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Sri Yanti, Direktur Kelautan dan Perikanan dari Bappenas.

Pada penutupan method Coremap-CTI di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis, dia mengatakan pemerintah akan memberikan akses kepada wisatawan yang ingin mengunjungi kawasan konservasi perairan di Indonesia.

Selain itu, fasilitas pendukung akan terus ditambahkan untuk menciptakan tempat yang menarik yang akan membangkitkan minat wisatawan.

Pemanfaatan kawasan konservasi perairan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara aspek ekonomi dan ekologi, tambah Yanti.

Dia mencontohkan beberapa kawasan konservasi perairan yang sukses di Kepulauan Sunda Kecil, seperti Nusa Penida di Bali dan Gili Matra dan Gili Balu di Nusa Tenggara Barat, yang bisa menjadi contoh pengelolaan kawasan tersebut.

Menurutnya, ketiga kawasan konservasi perairan ini menjadi tujuan wisata populer dengan tetap menjaga keadaan ekosistem.

Ia menyebutkan, masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan kawasan menawarkan paket wisata dan terlibat aktif dalam rehabilitasi terumbu karang dan mangrove.

Dengan demikian, masyarakat dapat menghasilkan pendapatan melalui bisnis pariwisata dan upaya pelestarian lingkungan dapat didukung oleh wisatawan, jelasnya.

“Kawasan konservasi perairan nasional seperti Gili Matra dapat menjadi contoh bagi kawasan konservasi lainnya dalam mengelola potensi yang ada secara seimbang,” kata Yanti.

Dia merujuk pada details Kementerian Keuangan, yang menunjukkan bahwa nilai ekonomi terumbu karang Gili Matra diperkirakan mencapai 34,74 miliar rupee (sekitar $2,3 juta) for every hektar for each tahun.

READ  Bulu tangkis: waspadalah, juara dunia Loh Kean Yew "baru saja dimulai"

Yanti juga menginformasikan, sejak Maret 2022 hingga Agustus 2023, pihaknya melaksanakan proyek Coremap-CTI untuk merehabilitasi terumbu karang seluas 2.954 hektare di Gili Matra.

Berita terkait: Menjaga Optimisme Indonesia Melestarikan 30% Wilayah Laut
Berita terkait: Rencana aksi konservasi penyu membutuhkan info ilmiah: KKP

Diterjemahkan oleh: Sugiharto Purnama, Mekkah Yumna
Penerbit : Anton Santoso
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Written By
More from Faisal Hadi
BMKG menerapkan solusi berbasis sains untuk mengatasi kekeringan
Bagaimana kita bisa tahu? Karena ada data (ilmiah), observasi dan analisis. Jakarta...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *