Vaksin memiliki manfaat besar untuk melindungi masyarakat, kata para ahli

JAKARTA, iNews.id – Masyarakat tidak perlu takut melakukannya vaksinasi. Pasalnya, vaksinasi atau imunisasi telah dikenal sejak abad ke-18 di seluruh dunia dan telah terbukti mampu serta memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam melindungi manusia dengan memberikan kekebalan terhadap berbagai penyakit.

Di Indonesia, salah satu contoh keberhasilan vaksin adalah pencegahan penularan penyakit cacar pada tahun 1980-an.

“Jangan takut dengan vaksinasi karena kualitasnya tetap terjaga dan tentunya dari registrasi hingga pembuatan tetap terjaga. Itu juga di jaga oleh WHO dan tentunya implementasinya di Indonesia juga dikawal oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), “kata Direktur Pengawasan Kesehatan dan Karantina, Sabtu. Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan, Dr R Vensya Sitohang M Epid, dikutip iNews.id, Sabtu (10/3/2020).

Dia membuat ini diketahui ketika dia berbicara dalam dialog “Vaksin: Lindungi Diri Anda, Lindungi Negara” yang diadakan di Komite Pemrosesan Pusat Media. Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), serta disiarkan di kanal YouTube FMB9, Kamis (1/10/2020).

Tersedia vaksin untuk berbagai macam penyakit, mulai dari cacar, polio, tuberkulosis, pneumonia, tetanus, campak, rubella, hepatitis B, difteri, ensefalitis. Jepang, batuk rejan dan kanker serviks terbaru. Termasuk tetanus ibu dan bayi baru lahir yang berhasil dihilangkan pada tahun 2016. Ada juga penyakit ibu dan bayi baru lahir.

“Perkembangan imunisasi tidak pernah berhenti, oleh karena itu diperlukan dukungan dari semua pihak agar semua yang menjadi sasaran imunisasi dapat memperoleh haknya dan diimunisasi. Tujuannya agar terhindar dari penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi, ”ujarnya.

Untuk mengatur penyediaan vaksin, pemerintah menyiapkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang mengatur bahwa setiap anak berhak mendapatkan vaksinasi dasar sesuai dengan ketentuan yang bertujuan untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Melalui Permenkes No.12 Tahun 2017, pemerintah akan menyediakan dan mendistribusikan seluruh logistik terkait vaksinasi mulai dari vaksin, jarum suntik, safety box, dll.

Khusus untuk vaksin Covid-19, sejauh ini pemerintah telah menyiapkan roadmap agar vaksin tersebut tersedia tepat waktu.

“Untuk jangka pendek, pemerintah telah melakukan diplomasi dengan berbagai pihak dalam penyediaan vaksin. Sedangkan untuk jangka panjang pengembangan vaksin merah putih dilakukan untuk produksi dalam negeri, ”kata Vensya.

Terkait imunisasi masa kanak-kanak, Ketua Humas dan Kesejahteraan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Hartono Gunadi, mengatakan: “ Ada kebutuhan untuk mendidik orang tua sehingga Mereka memahami vaksinasi, tanpa takut anak-anak mereka tertular penyakit menular berbahaya yang harus dicegah dengan vaksinasi. . Orang tua harus memahami, menerima dan memiliki sikap yang baik terhadap vaksinasi. “

Salah satu kesalahpahaman tersebut adalah demam yang terjadi setelah anak yang sehat divaksinasi. Karena ada anggapan bahwa vaksinasi berbahaya. Faktanya, hanya satu persen dari 100 persen anak yang divaksinasi dapat mengalami demam.

“Efek sampingnya sangat ringan dan bersifat sementara dan bisa diredakan dengan pengobatan sederhana dibandingkan komplikasi yang bisa ditimbulkan jika anak tidak memiliki kekebalan,” kata Hartono.

Misalnya, jika tidak diberikan vaksinasi pentavalent, anak dapat terjangkit difteri, tetanus, batuk selama 100 hari, termasuk pneumonia yang merupakan penyebab kematian utama pada balita.

Efek samping vaksin atau yang disebut kejadian tindak lanjut pasca imunisasi (KIPI) terbagi menjadi dua. Paling sering ada KIPI umum atau sistemik seperti demam, kehilangan nafsu makan, lemah atau gugup. Dia mengatakan itu hanya sementara dan hilang dalam satu atau dua hari. Lalu ada KIPI lokal lainnya seperti bekas suntikan yang akan menyebabkan nyeri, bengkak atau kemerahan yang akan hilang dalam beberapa hari. Ia meminta agar orang tua tidak panik dan takut akan vaksinasi.

Dalam forum dialog tersebut, Spesialis Komunikasi Pembangunan UNICEF Indonesia Rizky Ika Syafitri mengatakan, “Indonesia sendiri telah melaksanakan program imunisasi selama lebih dari 30 tahun. Secara global, ini bahkan lebih lama, dan vaksin telah terbukti menyelamatkan jutaan anak dari kematian, penyakit, dan kecacatan. “

Rizky mengatakan dengan memberikan imunisasi kepada masyarakat banyak tantangannya. Karena masih banyak orang yang belum tahu bahwa vaksinasi itu penting. Lalu banyak lagi hoax atau hoax terkait vaksinasi.

“Pemerintah bersama Unicef ​​dan institusi lainnya berupaya merespon berbagai informasi yang salah dan tidak benar terkait imunisasi,” kata Rizky. (CM)

Editor: Tuty Ocktaviany

Written By
More from Suede Nazar
Ruang Perjamuan 1 Delhi-Turned-COVID Center Gratis Biaya Untuk Pasien
Fasilitas Daryaganj telah dikaitkan dengan Rumah Sakit Lok Nayak Jai Prakash Narayan....
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *