Para peneliti menemukan setengah dari Great Barrier Reef Australia hilang

Jakarta, CNN Indonesia –

Hasil studi terbaru menemukan setengah dari Great Barrier Reef (Great Barrier Reef) dari Australia kalah.

Studi yang diprakarsai oleh ARC Center of Excellence for Coral Reef Studies, Queensland, menunjukkan bahwa populasi karang kecil hingga besar telah hilang selama tiga dekade terakhir.

Andy Dietzel, ketua penelitian, mengatakan sejauh ini informasi tentang terumbu karang sangat minim. Meskipun populasi karang terus berubah, Great Barrier Reef khususnya merupakan kelompok karang penting dalam ekosistem laut global.


Dietzel dan timnya juga mempelajari Great Barrier Reef antara tahun 1995 dan 2017. Akibatnya, 50% terumbu karang telah hilang sejak tahun 1990-an.

“Penurunan terjadi di perairan dangkal dan lebih dalam, dan hampir di semua spesies, tapi kebanyakan karang bercabang dan berbentuk meja. Paling parah, dipengaruhi suhu,” kata dia. salah satu penulis studi tersebut, Profesor Terry Hughes, mengutip Planet sendiri.

Pemandangan udara dari Great Barrier Reef di AustraliaIlustrasi Great Barrier Reef di Australia. (Istockphoto / mevans)

Karang bercabang dan karang meja menyediakan struktur penting bagi penghuninya. Hilangnya terumbu karang berarti habitat ikan juga ikut hilang. Perubahan iklim meningkatkan frekuensi gangguan pada terumbu karang seperti gelombang panas laut. Para peneliti menemukan bahwa bagian selatan terumbu terpapar suhu tertinggi pada awal 2020.

Pemulihan terumbu karang juga terganggu karena jumlah karang berukuran kecil lebih sedikit dan karang yang belum dewasa berkembang biak.

“Dulu kami mengira Great Barrier Reef dilindungi karena ukurannya, tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa sistem terumbu karang terbesar dan relatif terlindungi di dunia semakin terancam dan menurun.” Hughes menambahkan.

Saat ini, data tren demografi karang yang lebih baik dibutuhkan. Data tersebut akan digunakan untuk menentukan tingkat dan kemungkinan pemulihan gangguan dan untuk mengambil tindakan penting untuk mengatasi perubahan iklim. “Tidak ada waktu. Kita harus segera mengurangi emisi gas rumah kaca secepatnya,” kata Hughes.

READ  Dua supermoon akan menerangi langit Singapura pada bulan Agustus

(els / ayp)

[Gambas:Video CNN]

Written By
More from Faisal Hadi
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *