TRIBUNJOGJA.COM – Jumlah kasus positif terinfeksi Covid-19 terus meningkat di Indonesia dan di seluruh dunia, termasuk anak-anak.
Seiring dengan kondisi tersebut, para ahli mengingatkan bahwa masyarakat harus terus mewaspadai berbagai penyakit mematikan lainnya, termasuk pneumonia.
Selain itu, pneumonia merupakan penyebab kematian balita kedua di Indonesia setelah kelahiran prematur dengan prevalensi sekitar 15,5 persen.
Pada tahun 2019, terdapat sekitar 467.383 kasus pneumonia pada anak balita.
Padahal, menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017, terdapat 25.481 kematian balita akibat infeksi saluran pernapasan akut, menempatkan Indonesia di peringkat ke-7. dunia dengan beban pneumonia tertinggi.
Angka kematian balita sebesar 25.481 menunjukkan bahwa 17% dari seluruh kematian balita akibat pneumonia di seluruh dunia terjadi di Indonesia.
Kenali gejala pneumonia pada anak
Dr Nastiti Kaswandani SpA (K), ketua unit koordinasi pulmonologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, mengatakan yang sering menyebabkan pneumonia pada balita dan berujung kematian, c adalah bahwa gejalanya mirip dengan penyakit lain.
“Pneumonia seringkali terlambat dicapai karena gejala awalnya sulit dibedakan dari penyakit pernafasan ringan lainnya seperti pilek dan pilek,” kata Nastiti dalam diskusi online bertajuk Save the Children: Kenali dan Cegah. Radang paru-paru dalam Children “the Forgotten Killer”, Kamis (5/11/2020).
Akibatnya, kata dia, banyak anak-anak penderita pneumonia tidak mendapatkan perawatan yang layak dan ini berdampak fatal bagi kesehatan mereka.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”