JAKARTA (Reuters) – Sedikitnya 73 orang tewas setelah gempa bumi melanda provinsi Sulawesi Barat di Indonesia pada hari Jumat, Badan Mitigasi Bencana (BNPB) mengatakan pada hari Minggu, yang terbaru dari serangkaian bencana yang melanda negara Asia Tenggara ini.
Lebih dari 820 orang terluka dan lebih dari 27.800 orang telah meninggalkan rumah mereka setelah gempa berkekuatan 6,2 skala Richter, kata juru bicara BNPB Raditya Jati. Beberapa mencari perlindungan di pegunungan, sementara yang lain pergi ke pusat evakuasi yang sempit, kata saksi mata.
Polisi dan militer telah dikerahkan untuk menindak penjarahan di beberapa bagian wilayah itu, Jati menambahkan.
Undang-undang tanggap darurat, yang dimaksudkan untuk membantu upaya penyelamatan, juga telah diberlakukan selama dua minggu, katanya.
Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengatakan gempa bumi lain di wilayah itu berpotensi memicu tsunami.
Mengangkangi apa yang disebut Cincin Api Pasifik, Indonesia sering dilanda gempa bumi. Pada 2018, gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter yang menghancurkan dan tsunami yang terjadi kemudian melanda kota Palu, Sulawesi, menewaskan ribuan orang.
Hanya dua minggu setelah dimulainya tahun baru, negara terpadat keempat di dunia ini sedang bergulat dengan beberapa bencana.
Banjir di Sulawesi Utara dan provinsi Kalimantan Selatan masing-masing menewaskan sedikitnya lima orang bulan ini, sementara tanah longsor di provinsi Jawa Barat menewaskan sedikitnya 29 orang, kata pihak berwenang.
Pada 9 Januari, sebuah pesawat Sriwijaya Air jatuh di Laut Jawa dengan 62 penumpang di dalamnya.
Gunung Semeru di Jawa Timur meletus pada Sabtu malam, namun belum ada laporan korban jiwa atau evakuasi.
Dwikorita mengatakan kondisi cuaca ekstrim dan “multi-bahaya” hidrometeorologi lainnya diperkirakan terjadi dalam beberapa minggu mendatang.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”