Seorang Kanada yang menawarkan kelas yoga “orgasmik” di wilayah Bali Indonesia telah dideportasi oleh pihak berwenang. Menurut pihak berwenang Indonesia, Christopher Kyle Martin tidak menghormati nilai dan tradisi lokal.
Pria itu mempromosikan kursus online “Orgasme Seluruh Tubuh Tantra” dan membebankan biaya $24 (20 euro) untuk kursus yang sama, lapor kantor berita AFP.
Iklan untuk kursus tersebut telah menjadi viral di media sosial dan tidak diterima dengan baik oleh Konservatif. Gubernur Bali menyebut kelas tersebut berpotensi merusak Bali.
“Kegiatan ini berpotensi merusak reputasi Indonesia dan Bali sebagai destinasi wisata, dan tidak sopan [sic] Adat Bali,” kata I Wayan Koster, Gubernur Bali dalam jumpa pers, Minggu.
Baca juga: Yoga akan mengarah pada citra yang dipandu, Hinduisme: klaim kelompok-kelompok Kristen di Alabama
Dalam pengarahan tersebut, Martin terlihat duduk di samping petugas imigrasi. Gubernur mengatakan kepada pria itu untuk menghormati kebiasaan negara jika dia berniat untuk kembali. “Kalau mau kembali ke sini, harus menghormati adat Bali,” kata gubernur.
Kemudian dikonfirmasi oleh kantor imigrasi Bali bahwa Martin telah dideportasi karena tidak menghormati tradisi dan budaya Bali. Dia memasuki Indonesia pada bulan April dengan visa turis.
Baca juga: Masker dan penutup wajah “wajib” di institut yoga dan gimnasium: Kementerian Kesehatan
Martin, dalam pembelaannya, mengklaim bahwa kelas yoga yang dimaksud tidak melibatkan aktivitas seksual apa pun dan akan berfokus pada teknik pernapasan. Bagaimanapun, kursus sekarang dibatalkan.
Bali adalah pulau yang mayoritas beragama Hindu dan telah mengusir banyak orang asing yang tidak menghormati situs tersebut. Selain itu, pulau itu baru-baru ini mendeportasi beberapa orang asing yang tidak mengikuti pedoman COVID-19.
Pada tahun 2020, seorang yogi Suriah diusir dari Bali karena menyelenggarakan aksi unjuk rasa yang melanggar standar COVID-19.
(Dengan kontribusi dari agensi)