Menciptakan salah satu pemandangan paling spektakuler dan surealis belakangan ini, sebuah meteorit yang menyala tiba-tiba jatuh dari langit dan menabrak gunung berapi Gunung Merapi di Indonesia. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 27 Mei lalu, ketika terekam kamera CCTV di fasilitas Megadata di Kalitengah Kidul, Jogjakarta, tempat gunung itu berada. Untungnya, pada saat yang sama, seorang warga Indonesia bernama Gunarto Song juga mengambil foto Gunung Merapi dan meraih meteor dengan segala kemegahannya.
Meteor terlihat (21 detik) dari CCTV Megadata, di Merapi yang terletak di Kalitengah Kidul. mau coba cek cctv gunung agung siapa tau bisa juga pic.twitter.com/twL5ECvP5F
– VolcanoYT (@VolcanoYTz) 28 Mei 2021
Berbicara kemudian kepada media Indonesia Kumparan, dia mengatakan dia mengambil foto dari sebuah lokasi di Batu Alien di distrik Kaliadem Cangkringan Kamis lalu. Menjelaskan bisnisnya, dia mengatakan dia siap untuk menangkap gunung di tengah latar belakang bulan purnama ketika dia melihat meteor jatuh dan mengkliknya. “Tiba-tiba ada seberkas cahaya yang bersinar seolah-olah jatuh dari atas di puncak gunung Merapi,” menyebut seluruh acara “super terang dan cepat :, dia menjelaskan bahwa dia telah mengambil eksposur 4 detik ketika dia memfilmkannya. .
Hujan meteor di Karibia
Beberapa minggu yang lalu, sebuah meteor di Santiago de Cuba yang melintasi langit malam meledak, menciptakan suara menggelegar saat memasuki atmosfer Bumi, warga dan saksi mata melaporkan. Menurut Pusat Penelitian Seismologi Nasional Kuba (CENAIS), peristiwa itu mengubah langit menjadi rona merah, karena ledakan itu mengirimkan gelombang kejut dan kilat melintasi cakrawala.
Pada bulan Februari, beberapa meteorit melintasi langit di atas Kuba barat di siang hari bolong, sebuah fenomena yang juga dicatat oleh pengamat di Florida Keys dan Viñales, sebuah kota di Pinar del Río, Kuba, menurut beberapa laporan lokal. . Peristiwa tersebut menciptakan riak di antara astrofil seperti yang terjadi sekitar pukul 13.16 – 13.17 EST pada 1 Februari.
Penduduk Viñales, Kuba, mengatakan mereka melihat “jejak asap” panjang di langit, sementara yang lain mengatakan mereka melihat meteor, warna oranye-putih yang menyala, muncul di langit pada malam hari, minus 4 detik. Para astronom di Institut Fisika di Universitas Antioquia kemudian mengkonfirmasi jejak meteor dari barat daya Kuba ke utara.