JAKARTA, 14 Agustus (Bloomberg): Maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia memangkas manajemen untuk memangkas biaya seiring restrukturisasi maskapai untuk keluar dari krisis keuangan akibat pandemi.
Garuda turun menjadi enam direktur, mencopot jabatan wakil presiden senior dan menggabungkan direktur layanan dan pengembangan bisnis dengan direktur komersial dan kargo, kata CEO Irfan Setiaputra pada konferensi pers setelah rapat umum pemegang saham tahunan Jumat.
Perubahan kepemimpinan mengikuti upaya untuk merestrukturisasi utang 70 triliun rupee ($ 4,9 miliar) dan menegosiasikan kembali kontrak dengan lessor pesawat. Perusahaan sebelumnya menawarkan pensiun dini kepada karyawannya untuk mengurangi biaya.
“Mengingat dari waktu ke waktu kami selalu merasionalisasi jumlah karyawan, kami juga harus merasionalisasikan jajaran direksi,” kata Setiaputra. “Ini tentu akan menimbulkan komplikasi, tetapi kami siap menghadapinya.”
Pemulihan perjalanan
Garuda hanyalah salah satu dari banyak maskapai global yang lumpuh akibat pandemi Covid-19 dan terpaksa mengambil berbagai langkah restrukturisasi utang. Thai Airways International Pcl baru-baru ini memperoleh persetujuan pengadilan untuk merestrukturisasi utang setidaknya 170 miliar baht ($ 5 miliar), sementara Singapore Airlines Ltd. menerbitkan obligasi konversi untuk membantu mengumpulkan dana untuk kebutuhan keuangannya.
Meskipun tanda-tanda pertama pemulihan ekonomi di kawasan itu, masih akan sampai 2024 untuk perjalanan udara ke Asia untuk mencapai tingkat pra-virus, menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional. Ini setahun lebih lambat dari yang diharapkan untuk lalu lintas udara global.
Pendapatan Garuda turun hampir 70% pada tahun 2020 karena perjalanan dihentikan, menyebabkannya mencatat kerugian bersih sebesar $ 2,4 miliar, terburuk sejak 2011, ketika maskapai ditutup, go public, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Itu tetap merah selama tiga bulan pertama tahun ini dengan kerugian bersih $ 384 juta, menurut laporan keuangan terbarunya.
Saat sumber pendanaannya mengering, perusahaan telah menangguhkan pembayaran bunga sukuk dolar dan menghadapi aplikasi penangguhan utang di Pengadilan Niaga Pusat Jakarta karena tidak membayar kembali kewajiban keuangan tertentu kepada maskapai kargo My Indo Airlines. Beliau menunjuk Guggenheim Securities, Mandiri Sekuritas, Cleary Gottlieb Steen & Hamilton dan Assegaf Hamzah & Partners sebagai penasihat dalam restrukturisasi tersebut.
“Kami masih berbicara dengan penasihat,” kata Setiaputra. “Kami berharap ini akan segera berakhir, tetapi ada banyak komplikasi dalam kata-kata proposal restrukturisasi utang.” – Bloomberg
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”