Vincent Fabian Thomas (The Jakarta Post)
PREMIUM
Jakarta
Kamis 24 Juni 2021
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia sedang mencari dua opsi untuk keluar dari krisis utang tanpa membebani keuangan publik.
Chief executive officer Garuda Irfan Setiaputra mengatakan dewan maskapai sedang mempertimbangkan empat opsi utama dalam negosiasi dengan kreditur, tetapi belajar dari yang kedua atau ketiga. Opsi pertama—pinjaman atau suntikan modal dari pemerintah—tidak disukai karena akan membebani anggaran negara.
Opsi kedua akan melibatkan Permohonan Penangguhan Utang (PKPU) untuk merestrukturisasi utang Garuda, seperti utang, sewa jatuh tempo, dan utang gaji. Jika Garuda memilih rute ini, ia akan memiliki 270 hari di bawah undang-undang kepailitan untuk membuat kesepakatan dengan pemberi pinjaman dan penyewa. Jika tidak, Garuda otomatis dinyatakan pailit.
Yang ketiga akan membutuhkan …
untuk membaca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.000 / bulan
- Akses tak terbatas ke konten situs web dan aplikasi kami
- Surat kabar digital harian e-Post
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”