20 OCT 2021 (NewsRx) – Oleh a Wartawan-Staf Berita Editor di Berita Asuransi Harian – Penyidik merilis laporan sains dan teknologi baru. Menurut laporan Universitas Indonesia oleh wartawan NewsRx, penelitian tersebut mengatakan: “Penyediaan sistem rujukan online ke layanan kesehatan oleh Badan Jaminan Kesehatan Nasional Indonesia memastikan bahwa kepatuhan rujukan perawatan kesehatan menimbulkan banyak kekhawatiran karena defisit yang terus-menerus. Studi ini mengkaji model proses rujukan kesehatan, kepatuhan regional dan rujukan dari 2015 hingga 2016. ”
Wartawan berita kami mendapat kutipan penelitian dari Universitas Indonesia: “Untuk memberikan analisis yang komprehensif tentang bagaimana orang mencari pengobatan, penelitian ini juga bertujuan untuk memahami perilaku penelitian kesehatan di Indonesia, penggunaan pengobatan alternatif dan perilaku mencari informasi kesehatan di jejaring sosial. Data tersebut berasal dari tiga file data, yaitu: asuransi kesehatan nasional Data anggota dasar, data transaksi dari fasilitas kesehatan tingkat pertama dan data transaksi dari fasilitas kesehatan rujukan lanjutan sebanyak 1.697.452 orang. Kesesuaian regional menggunakan model regresi logit, sedangkan kesesuaian baseline menerapkan statistik deskriptif saluran baseline. Penelitian ini juga mengikuti pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner online, dengan 463 responden memiliki asuransi kesehatan nasional yang menerapkan model logit terurut. Kami menemukan bahwa beberapa variabel demografi dan ketersediaan fasilitas kesehatan daerah mempengaruhi kepatuhan daerah. Selain itu, kami menemukan bahwa 19,3% transaksi tidak mengikuti urutan referensi yang ditentukan. Urutan referensi yang ditentukan terutama diikuti untuk pasien dengan penyakit ganas. Kami juga menemukan bahwa pria yang menganggap kesehatan mereka sehat cenderung tidak mencari layanan kesehatan daripada wanita. Selain itu, kecenderungan pengobatan alternatif meningkatkan perilaku mencari perawatan, dan kecenderungan mencari informasi kesehatan di jejaring sosial meningkatkan frekuensi pencarian layanan kesehatan.
Menurut wartawan, penelitian tersebut menyimpulkan: “Kami merekomendasikan agar urutan referensi yang ditentukan dinilai kembali, terutama untuk pasien dengan penyakit ganas; proses rujukan tidak harus didasarkan pada kelas rumah sakit tetapi pada kompetensi fasilitas kesehatan yang secara tidak langsung dapat menanggapi masalah defisit. Sangat penting bahwa pemerintah menilai pendekatan untuk mempromosikan kesehatan laki-laki dan perempuan, baik langsung maupun tidak langsung melalui kerabat mereka.
Untuk informasi lebih lanjut tentang penelitian ini, lihat: Kepatuhan Regional dan Tolok Ukur Sistem Kesehatan Online oleh Jaminan Kesehatan Nasional Indonesia agensi dan perilaku mencari kesehatan di Indonesia. heli, 2021.7 (9): e08068. (Heliyon – http://www.heliyon.com). Editor Heliyon adalah Elsevier.
Versi gratis dari artikel ulasan ini tersedia di https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e08068.
Redaksi kami melaporkan bahwa informasi lebih lanjut dapat diperoleh dengan menghubungi Putu Wuri Handayani, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Indonesia. Penulis tambahan dalam penelitian ini antara lain Teguh Dartanto, Faizal Rahmanto Moeis, Ave Adriana Pinem, Fatimah Azzahro, Achmad Nizar Hidayanto, Denny, Dumilah Ayuningtyas.
(Laporan kami memberikan informasi faktual tentang penelitian dan penemuan dari seluruh dunia.)