Sejauh ini varian baru tersebut belum terdeteksi di Indonesia.
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Minggu mengumumkan larangan masuk bagi pelancong yang tinggal atau telah mengunjungi delapan negara Afrika diberlakukan untuk mengantisipasi masuknya kasus varian baru COVID-19 yang disebut Omicron (B. 1.1.529).
“Ditjen Imigrasi telah melarang visa kunjungan dan visa tinggal terbatas, serta permintaan masuk sementara bagi orang asing yang pernah tinggal atau mengunjungi wilayah Afrika,” kata juru bicara Uni Afrika vaksinasi COVID-19 di kementerian, Siti Nadia Tarmizi.
Negara-negara tersebut termasuk Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini dan Nigeria, katanya, seraya menambahkan bahwa peraturan tersebut mulai berlaku 14 hari sebelum para pelancong memasuki Indonesia.
Pemerintah Indonesia terus memantau varian baru virus tersebut melalui analisis whole genome sequencing (WGS).
“Sejauh ini varian baru belum terdeteksi di Indonesia,” ujarnya.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dia mencatat bahwa varian Omicron dapat ditularkan dengan cepat, mudah menyebabkan infeksi ulang COVID-19, dan mengurangi efektivitas vaksin.
Berita Terkait: Pemerintah Harus Perketat Entry Point Untuk Cegah Varian Omicorn
Secara terpisah, spesialis paru-paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama menyarankan agar masa karantina bagi pemudik internasional diperpanjang menjadi satu atau dua minggu setelah tiba di Indonesia.
“Dalam surat edaran Dirjen Imigrasi, ada pengecualian bagi WNA yang akan menghadiri pertemuan G20. Namun, mereka harus menjalani pemeriksaan yang ketat dan masa karantina yang memadai,” katanya.
Dia mencatat, WHO telah mengklasifikasikan varian Omicron sebagai varian of concern (VOC) pada 26 November 2021. Sementara itu, virus pertama kali dikonfirmasi pada 9 November 2021.
“Kemungkinan sejak 26 November lalu, orang asing dari delapan negara tersebut masuk ke Indonesia dan bukan tidak mungkin mereka sudah terpapar varian baru ini dalam dua pekan terakhir,” ujarnya.
Berita terkait: Indonesia sementara larang masuk wisatawan dari 8 negara Afrika
Oleh karena itu, spesialis juga mendorong perlunya melacak pelancong internasional menggunakan analisis WGS.
“Mengenai analisis WGS di negara kita masih perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Menurut data dari GISAID – sebuah inisiatif sains global untuk menyediakan akses terbuka ke data genom dari virus influenza dan COVID-19 – per 26 November 2021, Indonesia hanya memiliki 8.906 sampel WGS dari 270 juta orang.
Sedangkan Afrika Selatan yang berpenduduk kurang dari 60 juta menyerahkan 23.452 sampel WGS.
Selain itu, India mencatat 80.446 sampel WGS dari 1,3 miliar orang.
“Populasi kita sekitar seperempat dari populasi India. Jadi kalau saat ini India sudah memeriksa lebih dari 80.000 sampel, kita seharusnya memeriksa 20.000,” tambah Aditama.
Berita terkait: Entri diberikan kepada warga negara dari 19 negara atas dasar timbal balik
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”