KUALA LUMPUR: Federasi Olahraga Asean Para (APSF) secara resmi memberikan tugas kepada Solo, Indonesia untuk menjadi tuan rumah Asean Para Games ke-11 mulai 23-30 Juli.
Ketua Dewan Gubernur (BOG) APSF Yi Veasna mengatakan Indonesia diberi lampu hijau setelah Hanoi, Vietnam mundur sebagai kota tuan rumah akibat pandemi Covid-19.
“Setelah pertimbangan dan peninjauan yang cermat, mayoritas Direksi telah mencapai keputusan untuk secara resmi memberikan Indonesia posisi tuan rumah menyusul keputusan Badan Anti-Doping Dunia (WADA) untuk menarik Indonesia dari daftar ketidakpatuhan awal bulan ini, ” dia berkata. dalam sebuah pernyataan kemarin.
Sebelumnya, Badan Anti-Doping Nasional Indonesia (LADI) ditempatkan pada daftar ketidakpatuhan karena “ketidakpatuhan dalam pelaksanaan program pengujian yang efektif”, yang mencegah negara untuk menjadi tuan rumah acara olahraga atau pertandingan internasional besar.
APSF menyebutkan tidak kurang dari 14 cabang olahraga yang ditawarkan, yakni panahan, atletik, bulu tangkis, boccia, sepak bola CP, catur, goalball, judo, powerlifting, tenis meja, renang, basket kursi roda, tenis kursi roda, dan voli duduk.
Sementara itu, Veasna mengatakan Nota Kesepahaman (MoU) akan ditandatangani antara kota tuan rumah dan APSF untuk memastikan arah dan tanggung jawab yang jelas akan diberikan kepada semua pihak dan pemangku kepentingan sebelum dan selama Olimpiade.
Veasna juga meminta semua negara anggota untuk mendukung Asian Games dengan mengirimkan kontingennya dan memberikan kesempatan kepada para atlet ASEAN untuk berpartisipasi dalam Asian Games setelah jeda empat tahun sejak edisi terakhir diadakan di Kuala Lumpur pada 2017.
“Penting bagi kami untuk bergerak maju dengan satu suara karena prioritas utama kami adalah memastikan bahwa Olimpiade tetap relevan dengan persaudaraan Paralimpiade ASEAN di tahun-tahun mendatang,” katanya.
Sebagai catatan, Solo menjadi tuan rumah Asean Para Games edisi keenam 2011, yang mempertandingkan 11 cabang olahraga. — Bernama
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”